Manajemen operasi, dua aspek terpenting dalam memahami manajemen operasi

Mari kita memahami pengertian manajemen operasi, manajemen operasi nantinya sangat erat kaitannya dengan proses produksi. Sebagaimana yang kita ketahui proses produksi dilakukan oleh siapapun yang melakukan kegiatan pemanfaatan untuk meningkatkan nilai tambah dari barang atau jasa yang di berikan.


Ada beberapa pemanfaatan yang di gunakan untuk menambah nilai dari suatu barang, Sebagai contoh sederhana dalam hal ini adalah tukang body-repair mobil, mereka membeli cat untuk kemudian digunakan untuk memperbaiki cat kendaraan pelanggan, secara ekonomis nilainya cat yang di gunakan mempunyai harganya lebih setelah di gunakan untuk memperbaiki cat mobil pelanggan. Disini kita bisa melihat nilai tambah dari manfaat jasa. Akan berbeda kemudian dengan pertambahan nilai dari pemanfaatan tempat, sebuah contoh misalnya pemasaran komoditas padi, pada daerah yang menghasilkan padi yang identik dengan pedesaan dengan layan pertanian cukup luas tentu memiliki nilai yang tidak begitu berharga bila dibandingkan dengan bila produk padi tersebut berada di daerah perkotaan. Dari contoh ini suatu barang akan memperoleh nilai tambah ketika barang tersebut dipindah tempatkan. Di daerah pertanian penghasil padi beras akan mempunyai harga tertentu namun akan menjadi lebih tinggi ketika dijual di perkotaan di daerah pertanian penghasil padi penawaran terhadap produk beras cukup banyak sementara permintaan beras akan mencapai titik tertentu saja dalam hal ini cenderung stagnan dan tidak mengalami peningkatan. Sementara kalau di perkotaan tidak ada yang menanam padi konsekuensinya penawaran beras tidak ada, sementara permintaan akan produk berat justru tinggi dalam kondisi ini maka memindahkan beras dari daerah penghasil padi ke daerah perkotaan.

Pemanfaatan lainnya adalah pemanfaatan waktu, sebagai contoh sederhana yaitu produk Emas, dengan perbedaan waktu antara beli dan saat menjualnya lagi sudah bisa menghasilkan nilai lebih.

Setelah memahami dasar proses produksi, maka sebuah bisnis akan membutuhkan sebuah proses yang kontinyu dan berulang untuk menghasilkan produk. Disinilah nanti pentingnya kita memahami manajemen operasi. Manajemen operasi adalah satu paket aktivitas untuk memperoleh nilai tambah produk melalui transformasi input menjadi output. Manajemen operasi akan berbicara tentang proses transformasi dari input menjadi output, Output inilah yang akan digunakan untuk melayani kebutuhan para pelanggan.

Terdapat dua segmen komponen dalam proses konversi sebagai ruang lingkup dari manajemen operasi, antara lain:

Pertama input:

Aspek input meliputi material, bahan, karyawan dan juga peralatan atau teknologi. Sebagaimana contoh toko online akan memiliki kebutuhan input teknologi yang lebih besar dibandingkan dengan sebuah toko konvensional. Saat ini di dunia bisnis, kombinasi dari input yang di gunakan lebih beragam, sebagai contoh operasional dalam dunia industri otomotif di negara maju, peralatan dan mesin mempunyai porsi lebih besar dari jumlah karyawan. Lebih jauh lagi tidak ada salahnya kita bisa membedakan antara bahan dan barang, karena diantara keduanya kita sering memahaminya dengan arti yang sama. untuk lebih mudah memahaminya coba kita simak sebuah contoh berikut, misalnya apakah beras yang ada di gudang beras itu bahan atau barang maka jawaban yang diperoleh mungkin akan beragam dalam arti sebagian masyarakat mungkin akan menjawab bahwa beras tersebut adalah bahan, sebagian yang lain mungkin juga akan menjawab bahwa beras tersebut adalah sebuah komoditas yang disebut barang.

Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahan akan dikonversi menjadi produk sedangkan barang adalah hasil dari proses konversi. Oleh karena itu kedua istilah ini yaitu bahan atau barang setidaknya akan mampu kita bedakan secara proporsional.

Sebagai contohnya adalah cat, bagi perusahaan-perusahaan yang menghasilkan cat maka cat dapat disebut sebagai produk atau barang yang dalam hal ini sebagai komoditas hasil produksi, kondisi yang berbeda juga bisa terjadi saat cat tersebut ada di pengusaha pengecatan mobil, Bagi mereka cat adalah input yang akan dikonversi sehingga mereka menyebutnya sebagai bahan demikian pula dengan tekstil bagi perusahaan penghasil tekstil maka tekstil adalah barang sedangkan bagi pengusaha pakaian jadi, tekstil adalah bahan.

Pemisah apapun yang ada di depan kita Asalkan kita tahu pasti di mana posisi kita maka dengan mudah kita akan dapat menentukan apakah itu termasuk kedalam bahan ataukah dikategorikan sebagai barang secara umum dalam hubungannya dengan proses konversi terdapat dua jenis kategori material

pertama Adalah material pokok atau bahan baku merupakan bahan atau komponen utama yang akan menjadi produk yang dihasilkan oleh proses konversi berkaitan dengan material atau bahan baku jenis ini memiliki posisi yang penting di dalam proses konversi artinya bila bahan baku tidak ada maka proses konversi atau proses produksi menjadi tidak berjalan beberapa contoh diantaranya misalnya tekstil pakaian Jadi tanah liat keramik untuk rokok Oleh karena itu kita lihat beberapa contoh tersebut material-material tersebut tidak ada maka proses konversi menjadi tidak berjalan hal ini berbeda dengan kategori yang kedua

Yang disebut sebagai material pembantu bahan pembantu atau penolong adalah bahan untuk membuat output atau hasil proses konversi benar-benar menjadi produk akhir yang utuh dalam hal ini ketiadaan bahan pembantu tidak mengakibatkan proses konversi terhenti total ini yang membedakan posisinya dengan material pokok atau material bahan baku utama sesuai namanya bahan pembantu akan digunakan untuk membantu penyelesaian produk menjadi produk akhir sesuai dengan yang direncanakan

Aspek input berikutnya adalah karyawan yang secara umum sering disebut sebagai sumber daya manusia kita dapat membaginya menjadi dua kategori yaitu karyawan yang memiliki keahlian, karyawan yang memiliki keter-latihan atau keterampilan tertentu

Oleh karena itu pembahasan dalam hal ini bukan karyawan yang akan diproses menjadi output, namun keahlian dan keterampilan para karyawan lah yang lazim disebut skills yang akan kita bahas.

Para karyawan dapat dikategorikan menjadi empat kelompok yang pertama ada karyawan yang ahli dan terlatih yang kedua ada karyawan yang ahli tetapi belum terlatih yang ketiga ada karyawan yang tidak ahli tapi terlatih.

Keahlian merupakan penguasaan konsep tertentu sedangkan keter-latihan lebih karena pengalaman atau setelah berkali-kali melakukan pekerjaan yang sama. seorang karyawan disebut ahli apabila karyawan tersebut telah memiliki sertifikasi pendidikan tinggi apapun bidangnya yang menjadi bekal keahlian latarbelakang akademiknya.

Aspek berikutnya adalah input berkaitan dengan peralatan biasanya terkait dengan teknologi yang diartikan sebagai sistem teknis bekerjanya sebuah peralatan. Teknologi akan mempunyai peran yang sangat besar baik dalam proses konversi maupun produk yang dihasilkan teknologi adalah sistem teknik bekerjanya suatu peralatan sistem teknik yang lebih baik membuat proses konversi menjadi lebih baik dengan hasil yang lebih baik pula Itulah ruang lingkup pembahasan mengenai input berikutnya yang kita bahas adalah ruang lingkup output

Kedua Output:

Output Adalah hasil dari proses konversi atau proses produksi yang disebut pada akhirnya sebagai sebuah produk produk dapat berupa barang jasa atau barang dan jasa sekaligus

Dari uraian diatas akhirnya kita dapat menarik satu kesimpulan yaitu pengertian manajemen operasi adalah paket aktivitas untuk memperoleh nilai tambah produk melalui transformasi input menjadi output hasil konversi diharapkan menghasilkan nilai tambah dan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.


Pengertian dasar ilmu manajemen untuk pemula

Manajemen merupakan kata yang menjadi sebuah prinsip dalam pengembangan usaha maupun organisasi. Secara pengertian, Manajemen adalah proses yang terdiri dari tindakan pengelolaan dari sumber daya yang di miliki dalam usaha mencapai target tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan Manajemen menjadi sebuah kebutuhan dalam kepemimpinan  usaha maupun organisasi.

Dikarenakan setiap organisasi maupun perusahaan mempunya sumberdaya yang beraneka ragam, itulah sebabnya kemampuan manajemen menjadi penting karena dengan manajemen maka proses pencapaian tujuan akan menjadi lebih mudah

Dalam kaitannya mencapai sasaran atau tujuan maka terdapat empat fungsi pokok Manajemen adalah:

  • Planning
  • Organising
  • Actuating
  • Controlling

Planning, Bagaimana dan apa yang harus dilakukan dalam perencanaan atau planning. Perencanaan atau planning adalah merumuskan yang akan dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki.

Dalam sebuah perencanaan tujuan dan sasaran perusahaan akan di tentukan dalam bentuk sebuah perumusan utama, kemudian dari perumusan utama tersebut diturunkan menjadi perumusan setiap bagian di suatu Perusahaan atau Organisasi, di setiap bagian nantinya akan di jumpai perumusan yang lebih spesifik dan lebih detail dari target masing-masing bagian.

Sehingga dalam manajemen perencanaan ini merupakan proses terpenting adalah menjaga sebuah perencanaan di setiap bagian berkesinambungan dengan bagian yang lain.

Organizing, atau di sebut dengan pembagian. Disini dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan yang besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil dan lebih spesifik.

Dalam di pengorganisasian ini manajer akan melakukan pembagian terhadap sumberdaya perusahaan yang dimiliki, antara lain: Tenaga kerja, infrastruktur dan modal.

Dengan organizing yang baik, maka akan terciptanya sinkronisasi hubungan kerja antar bagian. Sehingga target-target yang sudah di tentukan dapat di capai dengan mudah

Actuating, atau pengarahan. Manajemen akan melakukan pengarahan dengan memastikan setiap bagian berusaha untuk mencapai target sesuai dengan perencanaan dan pembagian yang sudah di lakukan.

Manajamen akan melihat proses delegasi dan pemantauan di dalam actuating ini, yang perlu dilakukan oleh manajer dalam pengarahan ini adalah membuat bawahan menjadi mampu dan mau bekerja mencapai sasarannya. Pelatihan dan training akan membantu bawahan dapat meningkatkan kemampuan.

Controlling, proses pengendalian atau controlling adalah suatu tindakan untuk memastikan aktivitas yang sedang berjalan sesuai dengan perencanaan, perencanaan yang sangat detail dan terukur akan menghasilkan proses controlling yang lebih mudah. untuk itu yang perlu dilakukan pada saat membuat perencanaan adalah membuat ukuran standar. dengan ukuran standar dari target yang di hasilkan akan di ketahui perbandingan terhadap realisasi hasil output yang dicapai. Apabila kesemuanya sudah ada standarnya maka perusahaan akan bisa selalu mengoreksi dan melakukan evaluasi terhadap proses atau output yang sudah dicapai.







Pengantar Ekonomi Mikro

Selamat datang kembali di blog kami, pada kesempatan kali ini kita akan mecoba mengulik sedikit Pengantar Ekonomi Mikro. Para Mastah ekonom biasa menyebut Ekonomi mikro dengan mikroekonomi, cabang ilmu ini lebih mempelajari bagaimanasih hubungan nyata antara perilaku kunsumen dengan produsen, yang disitu nanti akan terlihat faktor-faktor apa yang akan mempengaruhi penetuan harga pasar.

Tentunya untuk para calon-calon Mastah ekonom indonesia (seperti agan-agan sekalian), ilmu ini akan sangat menarik. Kita coba ulas dengan bahasa yang sederhana sekali.


Tinjauan umum ada di proses terjadinya Permintaan dan penawaran. Masih ingat dengan Hukum Permintaan Gossen I ? (Bukan Gosend gan ya) "Semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut".

Sederhana bukan? jadi perilaku selera konsumen, akan membentuk suatu keseimbangan dengan harga dan juga ketersediaan barang. Nah pertanyaannya pasti timbul nih di benak agan-agan, trus buat apa ilmu Ekonomi Mikro kalau ternyata se-sederhana tulisan diatas.

Ekonomi mikro sangatlah penting gan, dan secara nyata di pakai untuk menganalisis pasar. Betul sekali gan, ekonomi mikro akan digunakan untuk menganalisa kegagalan pasar.

Pusing gan? di sruput kopinya dulu gan..

Masuk ke Asumsi, teori terjadinya permintaan dan penawaran mengasumsikan bahwa suatu pasar itu akan selalu terjadi persaingan yang sempurna. Ups, jangan salah gan, dalam beberapa transaksi di kehidupan yang nyata, sering individu maupun kelompok memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga. karena itu dibutuhkan analisis yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang.

Lanjut ke Model Operasinya gan, ini penting khususnya untuk produsen. disini ada empat kategorinya gan:

1. Perusahaan dapat Keuntungan Ekonomi, keuntungan yang setara kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.

2. Perusahaan dapat Keuntungan Normal, Keadaan ini terjadi ketika average total cost setara dengan harga, atau keuntungan ekonominya Nol.

3. Perusahaan menderita kerugian Minimal, jika harga adalah di antara average total cost dan average variable cost

4. Perusahaan menderita kerugian Maximal, wah kalau ini perusahaan harus stop nih gan, harapannya kerugian perusahaan hanya pada biaya tetap saja. kondisi ini terjadi bila harga di bawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan.

Lanjut ke Kegagalan Pasar gan.., kalau bahasa sederhananya adalah terjadinya ketimpangan antara produsen dan konsumen.Empat  penyebab utama nya:

1. Monopoli, agan sekalian pasti paham artinya nih

2. Eksternalitas, lebih nyaman diartikan pengaruh aktivitas ekonomi.

Ada yang Positif, contohnya iklan kesehatan akan berpengaruh meningkatnya kesehatan masyarakat

Ada yang Negatif, contohnya pulusi dari hasil produksi, bisa polusi udara, air dll

3. Barang Publik, ini ada keharusan untuk kepentingan kepentingan bersama, biasanya dilakukan oleh negara biasanya menggunakan pajak-pajak yang mengharuskan semua penduduk untuk membayar pada barang publik tersebut.

4. Terjadinya informasi asimetris, satu pihak penjual atau pembeli memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain. 

Sekarang kita coba geser fokus ke Biaya peluang. Begini gaess, langsung pada contohnya saja. Pemilik mobil memilih nge-grab sendiri dari pada menyewakan kepada orang lain untuk di gunakan taxi online. Biaya peluang yang sebenarnya, merupakan keuntungan yang akan hilang dalam jumlah terbesar di antara alternatif terbaik lainnya.

Sekarang sampai di Penerapan Ekonomi Mikro, Berikut contoh penerapan ekonomi mikro gaess:

  • Sebagai cara untuk mempelajari Permintaan dan Penawaran
  • Untuk mempelajari Perilaku Konsumen dan Produsen
  • Sebagai penentu titik harga
  • Mengatur Biaya
  • yang terakhir untuk mempelajari Pasar

Demikian sekilas sedikit bahasa sederhana untuk Pengantar Ekonomi Mikro kali ini



Management Trainee : Pengertian, Manfaat Dan Tahapan Seleksi Karyawan Management Trainee

Pengertian, Manfaat Dan Tahapan Seleksi Karyawan Management Trainee - Dalam dunia perusahaan pastilah tidak asing lagi dengan istilah Management Trainee karena setiap perusahaan tentu saja melakukan Management Trainee.

Pengertian, Manfaat dan Tahapan Management Trainee


Berikut ini kami akan menjelaskan mengenai Definisi, Manfaat Beserta Tahapan Seleksi Karyawan Management Trainee.

Pengertian Management Trainee


Definisi Management Trainee adalah suatu proses melaksanakan pelatihan terhadap pegawai atau karyawan baru yang nantinya akan direkrut oleh perusahaan supaya diberikan pengarahan dan wawasan mengenai profil dan unit bisnis perusahaan tersebut, dan diharapkan mengenai hasil dari pelatihan dan pengembangan karakter ini akan didapatkan dan nantinya calon pegawai baru akan diseleksi terlebih dahulu yang memiliki kualitas untuk dapat dipromosikan ke jenjang yang lebih strategis pada level manajemen di perusahaan.

Salah satu program management trainee atau sering disebut dengan MT pada umumnya memang calon karyawan perusahaan akan di diberikan latihan dengan berbagai macam jenis kegiatan ujian untuk melihat kemampuan dan bakat dari masing-masing peserta pelatihan calon karyawan perusahaan.

Dalam menempuh masa pelatihan ini tergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan, ada yang menerapkan pelatihan ini dalam waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan bahkan ada yang sampai 1 tahun.

Peserta pelatihan calon karyawan perusahaan tersebut diberikan pelatihan dan pengetahuan yang berkaitan dengan standar prosedur operasional perusahaan (SOP), risk manajemen, keahlian perencanaan, pengendalian usaha, dan rencana manajerial.

Disamping harus menguasai materi yang diberikan, para peserta juga sekaligus melakukan On Job Training atau biasa juga disebut dengan praktek kerja langsung dengan aktifitas perusahaan sehari-hari (terlibat langsung dalam lapangan).

Manfaat Utama Manajemen Trainee

Manfaat yang diperoleh dengan Manajemen Trainee dan dampak positif yang akan didapatkan perusahaan dengan menerapkan prosedur management traine anatara lain yaitu sebagai berikut ini:


  • Sarana peningkatan kemampuan manajemen.
  • Peningkatan produktifitas perusahaan.
  • Memberikan pelatihan mengenai standar operasional prosedur (SOP) perusahaan yang baku pada perusahaan tersebut.
  • Menjamin ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan trampil yang akan dipromosikan ke jenjang executive perusahaan.
  • Memberikan wawasan dan pengembangan karakter calon manajerial.
  • Dapat menilai, Mengevaluasi dan Menyaring calon Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
  • Pelatihan dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia di Perusahaan

Dalam proses management trainee sangat diperulan, karena memang fungsinya untuk dapat melakukan pengembangan mengenai visi dan misi perusahaan untuk masa yang akan datang, dan satu hal lagi yang memanglah sangat penting yaitu mereka bisa bersaing di dunia usaha saat ini yang memanglah harus dituntut dalam efisiensi dan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan.

Tahapan Seleksi Karyawan Management Trainee


Proses seleksi karyawan Management Trainee (MT) pada dasarnya sama, akan tetapi bisa juga perusahaan menerapkan proses seleksi karyawan ini. Pada umumnya tahapan yang akan Anda jalani selama proses seleksi atau rekruitmen program management trainee ialah:

Tahap 1


Tes Psikotes Atau online test.

Tahap 2 


Wawancara atau tes bahasa inggris TOEFL,

Tahap 3


Tes bakat (Assessment Test),

Tahap 4 


Wawancara dengan bagian SDM atau HRD.

Tahap 5 


Wawancara dengan user/manajemen perusahaan.

Tahap 6


Medical check up atau tes kesehatan

Standarisasi Calon Peserta Management Trainee Program


Pihak manajemen Perusahaan pada dasarnya menetapkan standarisasi penilaian yang cukup tinggi pada calon peserta management trainee.

Penilaian yang dilakukan tersebut antara lain yaitu memberikan syarat Indeks Prestasi Komulatif atau IPK minimal yaitu 3 untuk lulusan Fresh Graduate dari Perguruan Tinggi, mempunyai kemampuan berbahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan, kecakapan dalam berorganisasi dan berkomunikasi, dan mempunyai skill khusus diluar kemapuan akademik.

Management Trainee (MT) memanglah dibuat dan dirancang sedemikian rupa supaya menyiapkan para calon SDM perusahaan di masa yang akan datang.

Untuk dapat menjalankan setiap pelatihan dalam pelatihan Management Trainee biasanya perusahaan mendatangkan konsultan ahli manajemen profesional yang sangatlah berpengalaman, hal ini dikarenakan mereka menganggap bahwa sumber daya manusia merupakan suatu aset yang sangat bernilai tinggi untuk kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang.

Demikianlah artikel dari kami mengenai Pengertian, Manfaat Dan Tahapan Seleksi Karyawan Management Trainee, Semoga dapat Bermanfaat.

Manajemen Keuangan : Pengertian, Fungsi,Tujuan, Manfaat Dan Prinsip Manajemen Keuangan

Pengertian, Fungsi,Tujuan, Manfaat Dan Prinsip Manajemen Keuangan - Dalam perusahaan arti dari Manajemen Keuangan pastilah sangat sudah melekat, karena Manajemen Keuangan sangat diperlukan perusahaan.

Oleh karena itu disini kami akan membahas mengenai Definisi Manajemen Keuangan , Fungsi,Tujuan, Manfaat Dan Prinsip dari Manajemen Keuangan.

Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan


Pengertian Manajemen Keuangan


Manajemen Keuangan adalah berbagai macam aktivitas kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan bagaimana cara untuk dapat mendapatkan pendanaan modal kerja, menggunakan atau bagaimana cara untuk mengalokasikan dana, dan juga mengelola aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan.

Tujuan Manajemen Keuangan


Tujuan dengan melaksanakan Manajemen Keuangan adalah supaya dapat memaksimalkan nilai yang dimiliki perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset-asset yang dimiliki oleh pemegang saham.

Fungsi Manajemen Keuangan


Fungsi utama Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut:


1. Reporting atau Pelaporan Keuangan



Menyediakan laporan berbagai macam informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan keuangan.

2. Planning atau Perencanaan Keuangan


Dalam hal ini meliputi Perencanaan Arus Kas dan Rugi Laba.


3. Auditing atau Pemeriksaan Keuangan



Melaksanakan audit internal mengenai keuangan perusahaan yang ada agar sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan dana.



4. Controlling atau Pengendalian Keuangan



Melaksanakan Evaluasi serta perbaikan mengenai keuangan dan sistem keuangan perusahaan.


5. Budgeting atau Anggaran



Perencanaan penerimaan dan pembagian anggaran biaya secara efisien dan juga memaksimalkan dana yang dimiliki perusahaan.


Manfaat Manajemen Keuangan


Sebuah perusahaan yang tidak mempunyai manajemen keuangan yang baik maka akan mempunyai kesulitan dalam menjalankan bisnisnya. Masalah yang akan dihadapi dapat sebagai kurangnya modal, pembiayaan yang tidak perlu, dan banyak lagi. Akan tetapi malah sebaliknya, jika perusahaan mampu mengelola semua aset yang dimilikinya, akan ada banyak manfaat.

1. Aman Berinvestasi


Perusahaan dapat membuat uang dengan cara melakukan nvestasi yang mereka miliki. Baik melalui perluasan pengembangan perusahaan, atau bisa juga menginvestasikan uang di pasar keuangan. Dengan manajemen keuangan dan analisis keuangan yang baik dan sesuai, maka dana tersebut akan diinvestasikan dengan aman dan tidak akan diragukan lagi yang selanjutnya akan memberikan keuntngan.

2. Memaksimalkan penggunaan dana perusahaan


Manajer juga harus memonitor berbagai macam aktivitas tentang biaya pengeluaran yang bermanfaat dan biaya yang tidak bermanfaat. Jika perusahaan mempunyai manajemen yang sangatlah baik, maka mereka akan memaksimalkan aset perusahaan untuk hal-hal yang bermanfaat untuk perusahaan.

3. Perusahaan keuangan dikendalikan dengan baik


Semua biaya dan pendapatan akan disimpan dengan benar jika fungsi manajemen bekerja dengan benar. Pasti dapat digunakan untuk menentukan batas pengeluaran tanpa melanggar kas perusahaan.

4. Mampu memberikan kepastian bagi pemegang saham


Manfaat selanjutnya jika perusahaan mempunyai manajemen keuangan yang baik, maka mereka mampu memberikan kepastian mengenai hasil, kepastian tentang harga pasar dan kepastian proihal laporan keuangan yang sehat kepada pemegang saham. Dengan adanya jaminan ini, pemegang saham juga tidak akan ragu untuk dapat meningkatkan ukuran investasinya. Artinya bahwa perusahaan akan menerima suntikan modal yang lebih dari pemegang saham.

5. Struktur modal yang sehat


Manfaat yang lain dari menerapkan manajemen keuangan adalah untuk menciptakan sebuah struktur modal yang benar-benar sehat. Struktur modal dapat dikatakan memiliki kesehatan yang baik jika lebih besar dari hutang.

Prinsip Manajemen Keuangan


Dalam melaksanakan Manajemen Keuangan, perusahaan haruslah menerapkan tujuh prinsip dasar dalam pengelolaan Manajemen keuangan, yaitu sebagai berikut ini:

1. Standar Akuntansi


Sistem Pencatatan Keuangan haruslah disesuaikan dengan standar akuntansi internasional. Atau setidaknya di Indonesia, harus disesuaikan dengan aturan-aturan akutansi di Indonesia.

2. Transparansi


Semua hal yang berkaitan dengan perusahaan pembiayaan harus transparan, akurat, cepat dan lengkap.

3. Manajemen


Sebuah manajemen keuangan yang baik dan benar-benar harus dilakukan oleh perusahaan, pastikan bahwa uang yang didapatkan supaya berguna dan konsisten sesuai dengan target dengan visi dan misi perusahaan.

4. Tanggung Jawab


Semua yang mempunyai kepentingan mulai dari karyawan atau bahkah pemegang saham haruslah mengetahui situasi keuangan perusahaan.

5. Konsistensi


Dengan kebijakan keuangan secara konsisten dari satu periode ke periode lain. Ini dalam rangka memfasilitasi perbandingan antara periode dan biaya.

6. Integritas


Integritas perusahaan dan karyawan yang bertanggung jawab atas pengelolaan manajemen keuangan lebih dihargai. Karena integritas, laporan keuangan yang akurat dan lengkap akan dapat dicapai.

7. Viabilitas


Viabilitas adalah sarana yang terkait keberlanjutan masa depan keberadaan perusahaan. Perusahaan harus menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran dengan mempnyai tujuannya supaya memastikan posisi keuangan perusahaan di masa mendatang.


Ruang Lingkup Manajemen Keuangan


Ruang Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:

Keputusan Pengelolaan Aset


Kebijakan untuk dapat mengelola aset yang dimiliki perusahaan secara efisien untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.

Keputusan Investasi


Kebijakan untuk dapat melaksanakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva tetap atau Fixed Assets semisal berupa gedung, tanah, peralatan atau mesin dan lain sebagainya, maupun aktiva finansial yang berupa surat-surat berharga misalnya saham dan obligasi.

Keputusan dalam Pendanaan


Keputusan Kebijakan dalam pendanaan disini yaitu meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana untuk perusahaan, misalnya saja kebijakan tentang penerbitan sejumlah obligasi dan kebijakan tetnang hutang jangka pendek maupun panjang yang bersumber dari internal maupun eksternal dari perusahaan.



Macam-Macam Fungsi Manajemen Beserta Penjelasannya

Macam-macam fungsi manajemen beserta penjelasannya - Sebagai seorang manajer perlu mempunyai banyak pengetahuan serta wawasan dalam bidang manajemen, dan demi mendapatkan hasil yang optimal, sebagai seorang manajer haruslah menguasai setiap detail dari fungsi manajemen yang ada saat ini.

Macam-Macam Fungsi Manajemen


Fungsi manajemen itu sendiri terdiri dari 4 fungsi utama. Yang mana, 4 funsi utama manajemen ini mempunyai istilah yang disebut POAC, yaitu:

  1. Planning (Manajemen perencanaan),
  2. Organizing (Manajemen pengorganisasian),
  3. Actuating / Directing (Manajemen pengarahan),
  4. Controlling (Manajemen pengendalian).


Fungsi dari Manajemen itu sendiri secara umum teringkas menjadi Perencanaan - Pengorganisasian - Pengarahan - Pengendalian.

Dari masing-masing fungsi itulah seorang manajer dapat berperan dan berlaku sesuai kaidah manajemen, jadi mari kita bahas penjelasan dari 4 fungsi manajemen

1. Fungsi Manajemen Perencanaan (Planning)


Fungsi Manajemen Perencanaan (Planning) merupakan upaya organisasi atau perusahaan dalam menetapkan tujuan yang diharapkan lalu dilanjutkan dengan menyusun rencana berupa strategi untuk mencapai tujuan tersebut.

Bagi manajer, sebelum memutuskan ia harus mengkaji serta mengevaluasi dari berbagai rencana alternatif sebab ini merupakan langkah awal yang sangat berpengaruh secara menyeluruh terhadap perjelanan organisasi atau perusahaan nantinya.

Fungsi Manajemen perencanaan ini menjadi tolok ukur awal bagaimana jalannya organisasi / perusahaan, akan kah baik atau kah sebaliknya.

1.1 Kegiatan Fungsi Perencanaan


Ada beberapa kegiatan yang harus dikerjakan dalam fungsi perencanaan, diantaranya:

  • Menetapkan arah-tujuan serta target bisnis.
  • Menyusun strategi guna mencapai tujuan.
  • Menentukan sumber daya yang dibutuhkan.
  • Menetapkan standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan.

1.2 Pembagian Perencanaan


Jenjang Manajemen mempunyai beberapa sudut pandang dalam perencanaan, yaitu:

1.2.1 Perencanaan Jenjang Atas (Top Level Planning)


Perencanaan yang bersifat strategis. Jenjang ini memberikan petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan keputusan serta memberikan petunjuk pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh.

Perencanaan Jenjang atas (Top Level Planning) menekankan tujuan jangka panjang organisasi dan tentu saja menjadi tanggung jawab manajemen puncak.

1.2.2 Perencanaan Jenjang Menengah (Middle Level Planning)


Perencanaan yang lebih bersifat administratif. Jenjang ini menyiapkan cara-cara yang akan ditempuh untuk merealisasikan tujuan dari sebuah perencanaan yang akan dijalankan. Tanggung jawab perencaan ini berada di jenjang manajemen menengah.

1.2.3 Perencanaan jenjang bawah (Low Level Planning)


Perencanaan jenjang bawah lebih memikirkan terhadap bagaimana cara menghasilkan. Jenjang yang lebih mengarah pada kegiatan operasional sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam jenjang bawah ini, Manajemen pelaksana merupakan pihak yang bertanggung jawab di dalamnya.

1.3 Syarat fungsi perencanaan


Semestinya, perencanaan yang baik memenuhi beberapa syarat seperti:

  • Tujuan yang jelas.
  • Sederhana, sehingga udah dalam melaksanakan.
  • Memuat analisis pada pekerjaan yang akan dilaksanakan.
  • Fleksibel, berubah sesuai keadaan.
  • Seimbang antara tanggung jawab dan tujuan di setiap bagiannya.
  • Setiap detailnya bisa dipergunakan secara efektif dan berdaya guna.

1.4 Manfaat Fungsi Perencanaan


Ada berbagai fungsi perencanaan, diantaranya:

  • Membuat pelaksanaan menjadi tepat dan kegiatan di setiap unit berjalan terorganisir dengan tujuan yang sama.
  • Dapat meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi.
  • Memudahkan pengawasan.
  • Menjadi pedoman dasar dalam menjalankan kegiatan.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


Fungsi pengorganisasian ini menjadi pengatur sumber daya manusia serta sumber daya fisik yang ada agar bisa menjalankan rencana sesuai keputusan demi mencapai tujuan yang diinginkan.

Fungsi pengorganisasian juga mengelompokkan berbagai aspek, seperti : aspek manusia, aspek peralatan, aspek tugas dan wewenang. Yang kesemuanya akan menjadi satu-kesatuan yang padu lalu kemudian digerakkan untuk melaksanakan rencanakan yang telah disepakati.

Pengorganisasian dapat mempermudah manajer dalam mengawasi dan menentukan orang yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas yang telah dibagi.

Seperti :

  • Tugas apa yang harus dikerjakan ?
  • Siapa personil yang akan melakukannya ?
  • Bagaimana tugasnya dikelompokkan ?
  • Siapakah yang menjadi penanggung jawab atas tugas tersebut ?


Semua telah ditentukan dalam fungsi pengorganisasian

2.1 Pengorganisasian Kegiatan


  • Mengalokasikan sumber daya, menyusun serta menetapkan tugas. Dan juga menetapkan prosedur yang diperlukan.
  • Menetapkan struktur perusahaan sehingga jelas akan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab.
  • Melakukan perekrutan, penyeleksian, serta pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.
  • Menempatkan tenaga kerja di tempat yang pas dan tepat.

2.2 Unsur Pengorganisasian


  • Sekelompok orang yang diarahkan untuk bekerja sama
  • Melakukan kegiatan yang sudah ditetapkan yang diarahkan guna mencapai tujuan

2.3 Manfaat Pengorganisasian


  • Pembagian tugas bisa sesuai dengan kondisi organisasi atau perusahaan
  • Menciptakan spesialisasi saat menjalankan tugas
  • Setiap personil dapat mengetahui tugas yang akan dilaksanakan.

2.4 Fungsi Pengorganisasian


  • Pengamanatan wewenang dari manajemen puncak terhadap manajemen pelaksana
  • Terdapat pembagian tugas yang gamblang
  • Terdapat manajer puncak yang profesional agar dapat mengkoordinasikan setiap kegiatan yang terlaksana

3. Fungsi Pengarahan (Directing)


Fungsi ini merupakan usaha demi terciptanya suasana kerja yang sehat dan dinamis, sehingga kinerjanya efisien dan lebih efektif

Kegiatan dalam fungsi Pengarahan, diantaranya:

  • Membimbing dan memotivasi para pekerja agar bekerja dengan efektif dan efisien
  • Memberi tugas dan penjelasan secara berkala tentang tugasnya
  • Menjelaskan setiap kebijakan yang telah menjadi ketetapan

4. Fungsi Pengendali atau Pengawas (Controlling)


Fungsi manajemen ini adalah usaha dalam menilai suatu kinerja yang berasaskan standar yang telah disetujui, juga melakukan perbaikan apabila memang diperlukan.

Kegiatan dalam fungsi pengendali, diantaranya:

  • Mengevaluasi keberhasilan serta target, dengan mengikuti indikator standar yang telah ditetapkan
  • Menglarifikasi suatu penyimpangan yang terjadi lalu mengkoreksi penyimpangan itu
  • Memberi alternatif berupa solusi yang diharapkan menjadi solusi yang dapat mengatasi masalah yang ada.

Fungsi Pengendali dapat berjalan efektif bila mengindahkan beberapa hal ini:

  • Jalur (routing), manajer menetapkan lajur pekerjaan sehingga bisa dengan mudah mengidentifikasi letak suatu kesalahan terjadi
  • Penetapan Waktu (Schedulling), manajer menetapkan kapan semestinya pengawasan harus dijalankan
  • Terkadang pengawasan yang berjadwal tidak efisien dalam menemukan sebuah kesalahan, begitupun sebaliknya, terkadang sesuatu yang dijalankan mendadak malah dapat lebih berguna
  • Perintah pelaksanaan (Dispatching), adalah bentuk pengawasan berupa perintah pelaksanaan terhadap suatu pekerjaan.
  • Tujuannya supaya suatu pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Perintah dapat menjadikan sebuah pekerjaan bisa terhindar dari kondisi yang membingungkan, sehinggaa pada akhirnya bila terjadi kesalahan, dapat dengan mudah teridentifikasi.
  • Tindak lanjut (follow up), manajer mencarikan solusi apabila terdapat kesalahan yang ditemukan.

Tindak lanjut dapat dilakukan dengan memberi peringatan pada pihak yang sengaja maupun tidak sengaja melakukan suatu kesalahan dengan memberikan petunjuk agar jangan sampai kesalahan yang sama terulang.

Bentuk pengawasan yang baik itu berupa pengawasan yang mendasari dengan kebutuhan dan sifat serta karakter dari organisasi maupun perusahaan.

Sebuah pengawasan yang baik dapat terlaksana tanpa memakan banyak biaya dan dapat menjamin adanya kegiatan perbaikan. Untuk itu, sebuah organisasi atau pun sebuah perusahaan perlu menyiapkan langkah tata pola dan rencana organisasi / perusahaan sebelum pengawasan dilaksanakan.

Demikian Artikel dari kami mengenai Macam-Macam Fungsi Manajemen Beserta Penjelasannya Semoga Bermanfaat.

Strategi Alternatif Yang Harus Kamu Ketahui

JENIS – JENIS STRATEGI ALTERNATIF


Perlu kamu ketahui bahwa Di dalam buku Konsep Manajemen Strategis, disana David menjelaskan bahwa ada beberapa jenis-jenis strategi alternatif yang harus kamu ketahui. Berikut ini adalah jenis-jenis dari strategi alternatif yaitu sebagai berikut:

A. STRATEGI INTENSIF


Strategi intensif adalah jenis strategi yang mewajibkan adanya upaya-upaya intensif jika posisi kompetitif dari sebuah perusahaan dengan produk yang ada pada saat ini ingin membaik. Berikut ini adalah jenis-jenis dari strategi intensif.

1. Penetrasi pasar


Penetrasi pasar adalah jenis dari strategi yang mengusahakan adanya peningkatan pangsa pasar untuk sebuah produk atau jasa yang berada di pasar saat ini melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar.

2. Pengembangan pasar


Pengembangan pasar adalah jenis dari strategi yang memberitahukan tentang produk atau jasa pada saat ini ke suatu wilayah geografis yang baru.

3. Pengembangan produk


Pengembangan produk adalah jenis dari strategi yang mengusahakan untuk adanya peningkatan penjualan melalui perbaikan dari sebuah produk atau jasa saat ini atau pengembangan dari produk atau jasa yang baru untuk memperoleh pendapatan.

Strategi Alternatif

B. STRATEGI DIVERSIFIKASI


Strategi diversifikasi adalah suatu jenis dari strategi alternatif dimana perusahaan akan melakukan penambahan produk atau jasa yang baru dengan tujuan untuk membantu meningkatkan penjualan perusahaan. Berikut ini adalah yang termasuk dari strategi diversifikasi yaitu sebagai berikut.

1. Diversifikasi Terkait


Diversifikasi terkait adalah jenis dari strategi dimana perusahaan akan melakukan penambahan sebuah produk atau jasa yang baru akan tetapi masih ada kaitannya dengan produk atau jasa perusahaan yang lama.

2. Diversifikasi tak terkait


Diversifikasi tak terkait adalah jenis dari strategi dimana perusahaan akan melakukan penambahan produk atau jasa yang baru akan tetapi tidak ada kaitannya sama sekali dengan garis bisnis perusahaan sebelumnya.

C. STRATEGI MERGER


Strategi Merger adalah suatu jenis dari strategi alternatif, Definisi dari merger itu sendiri adalah sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lainnya. Dalam hal ini artinya adalah perusahaan yang akan melakukan pembelian akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban dari perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi. Merger tersebut berdasarkan aktivitas ekonomik dapat dikelompokan dalam lima tipe, yaitu:

1. Merger Horizontal


Merger horizontal adalah jenis dari tipe dari strategi merger dimana merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang sama. Salah satu bentuk dari tujuan utama melaksanakan merger dan akuisisi horizontal ini adalah supaya bisa dengan mudahnya mengurangi tingkat persaingan yang ada atau untuk mengembangkan/meningkatkan efisiensi dalam melalui penggabungan aktivitas dari suatu distribusi, pemasaran, produksi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi. Dampak dari strategi merger horizontal ini adalah semakin terkonsentrasinya struktur dari strategi pasar pada industri tersebut.

2. Merger vertical


Merger vertical adalah jenis dari tipe dari strategi merger yang mana integrasi yang melibatkan unsur dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam mengimplementasikan tahapan-tahapan proses dari produksi atau operasi. Merger dan akuisisi vertical diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan yang bertujuan untuk dapat mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok atau pengguna produk dalam rangka untuk menstabilisasi pasokan dan pengguna.

3. Merger Konglomerat


Merger konglomerat adalah jenis tipe dari strategi merger yang mana merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing perusahaan bergerak dalam industri yang tidak terkait / tidak berkaitan. Dalam Merger dan akuisisi konglomerat dikatakan terjadi jika sebuah perusahaan berusaha untuk mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis semula/awalnya.

4. Merger Ekstensi Pasar


Merger ekstensi pasar adalah jenis tipe dari strategi merger yangmana merger yang dilaksanakan oleh dua atau lebih suatu perusahaan untuk secara bersama-sama melakukan perluasan area pasar yang diincarnya. Tujuan dari merger dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat dan memperkokoh jaringan pemasaran bagi tiap produk masing-masing dari perusahaan.

5. Merger Ekstensi Produk


Merger ekstensi produk adalah jenis tipe dari strategi merger yangmana merger yang dilaksanakan oleh dua atau lebih suatu perusahaan untuk dapat memperluas lini produk masing-masing dari perusahaan. Merger dan akuisisi ini diimplementasikan dengan memanfaatkan kekuatan dari departemen riset dan pengembangan dari tiang-tiap perusahaan untuk mendapatkan sinergi melalui efektifitas riset sehingga akan lebih produktif dalam inovasi pengembangan suatu produk.

Pola adalah sistem dari suatu bisnis yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan dan dalam hal ini pola merger adalah sistem dari suatu bisnis yang akan menjadi acuan oleh perusahaan hasil merger. Klasifikasi berdasarkan pola merger terbagi dalam dua klasifikasi yaitu:

a. Mothership Merger


Mothersip merger adalah suatu klasifikasi dari pola merger yangmana pengadopsian satu pola atau sistem untuk menjadi pola atau sistem pada perusahaan hasil merger tersebut.

b. Platform Merger


Jika dalam mothership merger hanya mempergunakan satu sistem yang akan diadopsi saja, maka dalam platform merger dari hardware dan software yang tentunya menjadi kekuatan dalam masing-masing perusahaan itu akan tetap dipertahankan dan juga selalu dioptimalkan. Maksudnya adalah semua bentuk dari sistem atau pola bisnis, sepanjang itu dilihat perkembangannya baik, maka akan terus diadopsi oleh perusahaan hasil merger tersebut.

D. STRATEGI INTEGRASI


Strategi Integrasi adalah suatu jenis dari strategi alternatif yangmana memungkinkan untuk sebuah perusahaan dapat mendapatkan akses kontrol atas distributor, pemasok dan pesaing. Dalam jenis strategi integrasi dibagi lagi yaitu Jenis – jenis integrasi sebagai berikut :

1. Integrasi ke depan


Integrasi ke depan adalah jenis dari integrasi yang sangat ada kaitanya dengan usaha untuk mendapatkan kepemilikan atau kontrol/kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel.

2. Integrasi ke belakang


Integrasi ke belakang adalah jenis dari integrasi yang mengusahakan untuk kepemilikan atau kendali /kontrol yang lebih besar atas pemasok perusahaan.

3. Integrasi horizontal


Integrasi horizontal adalah jenis dari integrasi yang mengusahakan kepemilikan atau kendali/kontrol yang lebih besar atas pesaing yang ada.

E. STRATEGI KEMITRAAN


Berikut ini adalah tujuan dari Strategi kemitraan yaitu sebagai berikut ini:

  • Memberi jalan mitra dengan mudah untuk masuk ke pasar
  • Mengurangi resiko dari akibat perubahan lingkungan yang ada
  • Kemampuan untuk saling melengkapi satu sama lain
  • Memperoleh sumber-sumber pendapatan dari luar yang dapat dihasilkan oleh perusahaan.


1. Hubungan Pelanggan – Pemasok


Hubungan antara pelanggan dan pemasok ini dapat berupa transaksi bahkan sampai kerjasama perusahaan. Dalam mengimplementasikan dari hubungan kerja sama terdiri dari aktivitas yang terbagi seperti desain proses dan produk, bantuan penerapan, kontrol pemasok jangka yang panjang dan dalam program penyediaan barang yang tepat waktu ( just in time ).
Keputusan yang diambil oleh pemasok untuk mengembangkan kerjasama yang kuat harus mencakup penilaian faktor – faktor seperti :


  • a. Filosofi akan melakukan bisnis.
  • b. Ketergantungan relatif terhadap sesama mitra usaha.
  • c. Kontribusi dalam teknologis.


Dalam melaksanakan kemitraan/kerja sama antar sesama organisasi/perusahaan butuh penyesuaian karena:

  • Pertimbangan dari investasi diperlukannya dari salah satu atau kedua perusahaan.
  • Mengontrol bisnis yang akan di targetkan ke pelanggan. Investasi sering tidak bisa untuk dialihkan ke bisnis yang lainnya.
  • Persaingan dalam waktu jangka panjang


2. Hubungan Saluran Distribusi


Saluran ini dapat dengan mudahnya memberikan produsen jalan masuk kepada konsumen dan organisasi pemakai akhir.

F. STRATEGI AKUISISI


Akuisisi adalah bentuk dari pengambilan kepemilikan atau pengontrolan atas saham atau asset dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lainnya. Dalam peristiwa pengambilan kepemilikan ini baik perusahaan pengambilalih atau yang akan diambil alih tetap akan terus eksis sebagai badan hukum yang terpisah. (Abdul Moin, 2004). Menurut Reksohadiprojo dalam Wiharti (1999) akuisisi dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu sebagai berikut:

a. Akuisisi horizontal


Akuisisi horizontal yaitu bentuk dari akuisisi yang diimplementasikan oleh suatu badan usaha yang masih dalam bisnis bidang yang mempunyai kesamaan.

b. Akuisisi vertical


Akuisisi vertical yaitu bentuk dari akuisisi pemasok atau pelanggan badan usaha yang akan dibeli.

c. Akuisisi konglomerat


Akuisisi konglomerat yaitu bentuk dari akuisisi yangmana badan usahanya tidak mempunyai kaitan/hubungan sama sekali dengan badan usaha dari pembeli.

Pengategorian yang berdasarkan dari obyek yang diakuisisi dapat dibedakan atas akuisisi saham dan akuisisi asset, yaitu sebagai berikut ini:

1. Akuisisi saham


Istilah dari penggunaan akuisisi dipergunakan untuk dapat menggambarkan suatu bentuk transaksi jual beli perusahaan, dan juga transaksi tersebut yang menyebabkan beralihnya kepemilikan dari suatu perusahaan dari penjual kepada pembeli. Akuisisi saham adalah bentuk dari salah satu akuisisi yang paling umum untuk ditemui di dalam hampir setiap melakukan kegiatan akuisisi.

2. Akuisisi Asset


Jika sebuah perusahaan bermaksud ingin mempunyai perusahaan yang lainnya, maka perusahaan tersebut dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva atau asset dari perusahaan yang lain. Jika pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva perusahaan tersebut maka hal ini dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi asset secara sederhana dapat dikatakan sebagai berikut:

Jual beli (asset) antara pihak yang melaksanakan akuisisi asset ( sebagai pihak pembeli ) dengan pihak yang diakuisisi assetnya (sebagai pihak penjual), Jika akuisisi dilaksanakan denga pembayaran uang tunai.

Perjanjian untuk mengimplementasikan tukar menukar antara asset yang diakuisisi dengan suatu kebendaan yang lain yang dipunyai pihak yang akan mengimplementasikan akuisisi tersebut, jika akuisisi tidak dilaksanakan dengan cara membayar tunai.

G. STRATEGI TURN AROUND


Strategi Turn Around adalah suatu bentuk strategi untuk melaksanakan pembenahan/perbaikan terhadap suatu kondisi bisnis yang ada sekarang ini yang melalui pencarian metode lain supaya perusahaan efisien, pengurangan pekerja yang tidak produktif, penghapusan produk yang tidak mendapatkan keuntungan, merapikan distribusi, pemotongan aktivitas yang tidak perlu untuk dilaksanakan dan lain sebagainya.

Beriku ini adalah yang termasuk dalam Strategi Turn Around adalah sebagai berikut:

a. Strategi Penghematan atau Retrenchment


Penghematan akan terjadi ketika perusahaan melaksanakan regrouping yang melalui pengurangan anggaran biaya dan asset untuk apat mengatasi penurunan dan profit. Dalam menerapkan Strategi ini juga disebut strategi turnaround, atau reorganisasi. Selama strategi ini berjalan dengan sumber yang terbatas dan terus menghadapi tekanan dan dari pemilik, karyawan, dan media.

Langkah awal dalam melaksankan strategi penghematan ini yaitu menonaktifkan beberapa asset yang tidak produktif (terlalu menambah biaya pengeluaran), jika melakukan cara ini tidak berhasil, maka menonaktifkan asset yang produktif dengan syarat perusahaan harus mengalami penurunan penjulan. Wujud nyata dari implementasi aktivitas strategi ini berupa pemontongan pada lini produk penutupan unit bisnis, penutupan pabrik, system pengendalian biaya yang ketat, otomatisasi proses, pengurangan terhadap karyawan, dan lain sebagainya.

Pedoman yang harus dilaksanakan supaya strategi retrenchement efektif:

  1. Gagal untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran secara konsisten, akan tetapi perusahaan mempunyai kompetensi distingtif.
  2. Perusahaan adalah salah satu pesaing yang lemah
  3. Profitablilitas rendah, Inefisiensi, moral dari karyawan tidak baik, serta tekanan dan pemilik untuk melaksanakan reorganisasi.
  4. Pertumbuhan dari perekonomian yang terlampau pesat, perlu untuk melaksanakan reorganisasi internal.


b. Strategi Divestment


Penjualan dari satu atau lebih bisnis yang ada pada saat ini atau pemisahan bagian perusahaan yang ada saat ini. Hal ini dilaksanakan karena kegagalan yang terjadi yangmana secara terus menerus pada bisnis tersebut untuk mencapai tujuannya. Jika dengan langkah penghematan tidak dapat memperbaiki kondisi perusahaan, maka melakukan penjualan asset nonproduktif maupun selanjutnya asset produktif seperti halnya bangunan, tanah, dan aktiva yang tetap lainnya perlu dilaksankan guna mendapatkan dana yang segar. Melaksanakan Strategi divestasi juga sering dilaksanakan untuk menggali modal untuk selanjutnya akan terus digunakan mendanai akuisisi atau investasi untuk perusahaan. Pedoman yang harus dilaksanakan supaya strategi divestasi berjalan efektif adalah sebagai berikut ini:


  • a. malakukan Penghematan terus gagal maka dilakukan untuk memperbaiki keadaan supaya berhasil.
  • b. Divisi memerlukan sumber daya lebih dari yang ada (membutuhkan bayak sumber daya).
  • c. Divisi tentu saja bertanggung jawab atas performa dari perusahaan yang buruk (mempunyai tanggung jawab yang tinggi).
  • d. Divisi tidak berjalan dengan organisasi.
  • e. memerlukannya Banyak dana kas yang akan diperlukan dan tidak dapat digali dari sumber lain.


H. STRATEGI JOINT VENTURE


Joint Venture adalah suatu pengertian yang sangatlah amat luas. Strategi Joint venture tidak saja mencakup suatu kemitraan dimana tiap-tiap dari pihak yang mempunyai hubungan melaksanakan penyertaan modal (equity joint ventures) namun dalam bentuk-bentuk kemitraan yang lainnya yang lebih longgar, memiliki sifat kurang permanen dan juga tidak harus melibatkan partisipasi modal.

Yang pertama mengacu pada berdirinya suatu badan hukum, sedangkan dalam pola yang kedua perwujudannya tampak dalam berbagai bentuk kontrak kemitraan (contractual joint ventures) dalam bidang pemberian lisensi (license agreement), manajemen (management contract), bantuan teknik dan keahlian (technical assistance and know-how agreement), dan lain sebagainya.

Dasar-dasar strategi joint venture adalah sebagai berikut:

  1. Munculnya perusahaan baru yang didirikan secara bersama-bersama oleh beberapa perusahaan yang lainnya.
  2. Munculnya modal joint venture terdiri atas know-how dan modal saham yang sudah disediakan oleh perusahaan-perusahaan pendirinya. Kekuasaan ini dipemegang saham terbanyak,
  3. Perusahaan-perusahaan yang mendirikan joint venture akan tetap mempunyai eksistensi dan kemerdekaan masing-masing perusahaan.


I. STRATEGI LIKUIDASI


Strategi likuidasi adalah Strategi untuk menjual aset bisnis yang semuanya akan ditutup akibat dari kegagalan atau tidak dapat secara konsisten untuk mencapai tujuannya. menjual asset perusahaan yang nilainya tangible (Tangible adalah suatu aset yang tergolong dalam golongan aset menurut keberadaan fisik dimana pada tangible dapat diartikan sebagai aset yang bisa dihitung dan dapat dilihat secara langsung dengan secara fisik) adalah strategi likuidasi. Dalam melaksanakan Strategi likuidasi diakui sebagai suatu dari bentuk kekalahan dan mempunyai konsekuensi secara emosional. Namun, lebih baik berhenti untuk melanjutkannya daripada terus menerus kehilangan sejumlah uang atau bisa dikatakan gulungtikar.

Pedoman yang harus dilaknsakan supaya strategi likuidasi efektif:

  • Ketika melaksanakan strategi penghematan dan divestasi tidak berhasil
  • Strategi ini Hanya untuk alternatif gulung tikar (bangkrut). Dengan melakukan likuidasi adalah satu-satunya jalan untuk dapat mendapatkan dana kas atas asset perusahaan.
  • Pemilik perusahaan bisa menimimalkan kerugian yang dirasakan oleh perusahaan dengan cara menjual asset perusahaan tangible.


Sumber:

Manajemen Strategis Konsep, Fred R. David


Pengertian Overhead Pabrik, Karakteristik, Faktor, Estimasi, Perhitungan, Biaya Overhead Aktual Dan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik

Pengertian 



Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat secara nyata didefinisikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan, produk, atau objek lainnya yang spesifik. Istilah lain yang digunakan intik overhead pabrik adalah tanggungan pabrik, beban produksi, overhead produksi, beban pabrik, dan biaya produksi tidak langsung.

Karakteristik Overhead Pabrik


Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang memerlukan pertimbangan jika produk ingin dibebankan dengan jumlah yang sewajarnya dari biaya ini. Karakterristik-karakteristik ini berhubungan dengan produk atau volume produksi. Overhead merupakan bagian yang tidak terlihat dari produk jadi. Tidak ada bukti permintaan bahan baku atau jam kerja karyawan yang mengindikasikan jumlah overhead yang dipergunakan oleh suatu pesanan atau produk.

Anggaran, Aktual, dan Pembebanan


Tetapi overhead juga bagian dari biaya produksi suatu produk yang sama pentingnya dengan biaya bahan baku langsung maupun biaya tenaga kerja langsung. Karena telah meningkatnya otomatisasi, overhead telah menjadi dari total biaya produksi yang lebih besar, sementara persentase tenaga kerja langsung telah menurun.

Karakteristik yang kedua dari overhead berurusan dengan bagaimana item- item yang berada dalam berubah terhadap perubahan dalam volume produksi. Overhead dapat bersifat tetap, variable, atau semivariabel. Biaya overhead tetap cenderung konstan tanpa memperdulikan perubahan tingkat output dalam rentang yang relevan.

Biaya overhead tetap per unit output bervariasi secara terbalik dengan volume produksi. Biaya overhead variable berubah secar proporsianal terhadap perubahan dalam volume produksi, dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain biaya overhead variable per unit output adalah konstan. Biaya overhead semivariabel adalah tidak seluruhnya tetap maupun variable.

Ketika volume berubah, pola perilaku biaya overhead yang berbeda menyababkan biaya produksi per unit berfluktuasi secara sinifikan. Akibatnya, diperlukan beberapa metode untuk menstabilisasi jumlah overhead yang dibebankan ke unit produksi.

Penggunaan Tarif Biaya Overhead yang Telah Ditentukan Sebelumnya


Variasi terjadi dari bulan ke bulan atau dari musim ke musim, menyebabkan pekerjaan yang diselesaikan selama bulan-bulan yang berbeda menerima pembebanan overhead yang berbeda secara signifikan. Misalnya, buaya produk yang masuk akal akan dihasilkan dari perhitungan apabila biaya actual dari perbaikan dibebankan segera dan secara langsung ke pesanan atau produk.

Sering kali ketika perbaikan sedang dilakukan produksi harus diperlambat bahkan dihentikan. Biaya perbaikan yang tinggi dan volume produksi yang rendah menyebabkan biaya per unit yang amat besar bila biaya overhead aktual (tinggi) dibebankan ke produksi aktual (rendah) di bulan-bulan tersebut. Overhead biasanya dibebankan ke produksi dengan menggunakan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya, dan bukannya jumlah aktual yang terjadi.

Karena ketidakmungkinan untuk menelusuri biaya overhead ke pesanan atau produk tertentu, biaya overhead dialokasikan kesemua pesanan dan unit. Tarif overhead yang telah ditentuikan sebelumnya memungkinkan alokasi yang konsisten dan wajar ke setiap unit output.

Baik dalam akumulasi biaya berdasarkan pesanan maupun akumulasi biaya berdasarkan proses, tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya adalah satu-satunya metode yang paling mungkin dalam menghitung biaya overhead produk dengan segera untuk memenuhi untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi biaya produk, untuk mengidentifikasikan inefisiensi, dan untuk meratakan fliktuasi bulam ke bulan yang tidak logis, yang tanpa metode ini akan muncul dalam biaya per unit yang dilaporkan.

Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya aktual dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang digunakan untuk pesanan tersebut ditentukan dari bukti permintaan bahan baku dan kartu jam kerja, serta dimasukan kedalam kartu biaya pesanan.

Biaya overhead diestimasi mengunakan tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, overhead yang dapat dibebankan ke suatu pesanan dihitung dengan cara mengalikan jam mesin aktual yang digunakan untuk pesanan tersebut dengan tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya per jam mesin. Hasilnya dimasukan dalam kartu biaya pesanan. Biaya dari suatu pesanan menjadi dapat dihitung pada saat pesanan selesai, dari pada tidak tersedia karena menunggu akhir bulan atau akhir tahun.

Dalam perhitungan biaya berdasarkan peroses, biaya per unit dihitung dengan cara membagi biaya total mingguan atau bulanan dari setiap proses dengan output yang dihasilkan oleh masing-masing proses.

Biaya produk dapat ditentukan dalam beberapa kondisi proses tanpa penggunaan tarif overhead, namun tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya menghasilkan perhitungan biaya per unit yang lebih seragam setiap bulannya meskipun apabila ada fluktuasi bulanan yang besar dalam overhead atau tingkat produksi. Tarif overhead yang digunakan dalam perhitungan biaya berdasarkan proses dihitung dengan cara yang sama seperti diperhitungan biaya berdasarkan pesanan.


Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan dalam Pemilihan Tarif Biaya Overhead



Jenis tarif overhead derbeda tidak hanya dari suatu perusahaan ke perusahaan lain, tetapi juga dari sutu departemen, pusat biaya, atau tempat penampungan biaya ke departemen, pusat biaya, atau tempat penampungan biaya lain didalam suatu perusahaan. Paling tidak ada lima faktor yang mempengaruhi pemilihan tarif overhead. Berikut ini diantaranya akan dimuat dalam pembahasan ini.


1. Dasar yang Digunakan


  • Output fisik
  • Biaya bahan baku langsung
  • Biaya tenaga kerja langsung
  • Jam tenaga kerja langsung
  • Jam mesin
  • Transaksi atau aktivitas

2. Pemilihan Tingkat Aktivitas



  • Kapasitas teoritis
  • Kapasitas praktis
  • Kapasitas aktual yang diperkirakan
  • Kapasitas normal
  • Dampak kapasitas terhadap tarif overhead
  • Kapasitas mengukur versus kelebihan kaasitas.


3. Memasukan atau Tidak Memasukan Overhead Tetap



  • Perhitungan biaya penyerapan penuh
  • Perhitungan biaya langsung



4. Mengunakan Tarif Tunggal Atau Beberapa Tarif



  • Tarif tingkat pabrik
  • Tarif departemental
  • Tarif subdepartemental dan aktivitas


5. Mengunakan Tarif Yang Berbeda untuk Aktivitas Jasa



Dasar yang dapat Digunakan


Faktor yang diukur sebagai denominator dari tarif overhead disebut sebagai dasar tarif overhead, dasar alokasi overhead, atau dasar. Pemilihan dari dasar ini sangat penting bila suatu sustem biaya akan menyediakan data biaya yang berarti. Tujuan utama dalam pemilihan dasar adalah untuk memastikan pembebana biaya overhead dalam porsi yang wajar terhadap sumber daya pabrik tadak langsung yang digunakan oleh pesanan, produk, atau pekerjaan yang dilakukan.

Jika overhead hampir seluruhnya berorientasi pada tenaga kerja, dan didominasi oleh biaya seperti tunjangan dan supervisi, maka dasar yang sesuai adalah biaya tenaga kerja langsung atau jam kerja langsung. Jika item-item overhead sebagian besar betorientasi pada teknologi, yang diakinatkan oleh kepemilikan mesin, maka dasr jam mesin mungkin yang paling sesuai. Apabila overhead berorientasi pada bahan baku, dan didominasi oleh biaya yang berhubungan dengan pembelian dan penanganan bahan baku, maka biaya bahan baku mungkin mungkin sesuai digunakan sebagai dasar.

Tujuan kedua dalam pemilihan dasar adalah untuk meminimalkan biaya dan usaha klerikal. Ketika dua atau kebih dasar tersebut menghasilkan pembebanan overhead pabrik yang hampir sama untuk setiap pesanan atau produk, maka dasar yang paling sederhana dan paling mudah diukurlah yang sebaiknya digunakan. Meskipun biaya untuk mengelola berbagai metode berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dasar biaya tenaga kerja langsung dan dasar biaya bahan baku langsung cenderung menghasilkan usaha klerikal yang paling sedikit, karena data yang diperlukan telah diakumulasikan untuk alasan yang lain, dan demikian langsung tersedia.

Output Fisik. Output fisik atau unit produksi adalah dasar yang paling sederhana untuk membebankan overhead pabrik. Prnggunaannya dirumuskan sebagai berikut:

Estimasi Overhead pabrik


Estimasi unit produksi

= Overhead Pabrik per unit

Jika overhead pabrik yang diestimasikan adalah sebesar $ 300,000 dan perusahaan tersebut bermaksud memproduksi 250,000 unit selama periode depan, setiap unit yang telah diselesaikan akan dibebani senesar $ 1.20 ($300,000 / 250,000 unit) sebagai bagiannya atas overhead pabrik. Suatu pesanan dengan 1,000 unit selesai dibebankan biaya overhead sebesar 1,000 x $1.20 = $ 1.200 dari overhead pabrik.

Dasar output fisik akan memuaskan jika suatu perusahaan memproduksi hanya satu produk, jika tigak maka metode ini akan tidak memuaskan. Jika ternyata produk-produk dari perusahaan adalah serupa atau berkaitan erat, serta perbedaannya hanya disebabkan oleh perbedaan berat atau vollume, maka pembebanan overhead dapat menggunakan dasar berat, volume atau poin.

Dasar berat membebankan overhead pabrik sesuai dengan berat dari setiap produk dan diilustrasikan sebagai berikut :

Produk

A

B

C

Estimasi jumlah unit yang diproduksi


20.000


15.000


20.000

Berat produk per unit

5 pon


2 pon


1 pon


Estimasi total berat yang diproduksi


100.000 pon


30.000 pon


20.000 pon



Estimasi overhead pabrik per pon


($300.000 ÷ 150.000)


$2


$2


$2



Estimasi overhead pabrik untuk


setiap


$200.000


$60.000


$40.000



Produk


Estimasi overhead pabrik per unit

$10


$4


$2



Estimasi


Estimasi overhead


Estimasi biaya

Esrimasi

Poin yang


Estimasi


overhead pabrik per


pabrik untuk setiap


overhead pabrik per



Produk


jumlah


diberikan


total poin


poin


produk


unit



L


2.000


5


10.000


$3


$30.000


$15



S


5.000


10


50.000


3


150.000


30



M


3.000


8


24.000


3


72.000


24



F


4.000


4


16.000


3


48.000


12

100.000

300.000


Jika dasar berat atau voume tidak menghasilkan pembebanan yang wajar atas overhead, metode ini dapat diperbaiki dengan memberikan sejumlah poin ke setiap produk untuk mengkompensasi perbedaan dalam jumlah sumber daya tidak langsung yang dikonsumsi selama produksi. Misalnya, suatu perusahaan memproduksi produk L, S, M, dan F menghitung suatu tariff overheag per produk sebagai berikut:

Jika produk berbeda dalam hal yang tidak dipertimbangkan dalam dasar alokasi, seperti waktu pemrosesan yang diperlukan, jumlah dan kompleksitas persiapan mesin, atau metode produksi, suatu pembebanan yang seragam berdasarkan output fisik dapat menghasilkan perhitungan biaya yang tidak sesuai. Dalam kasus ini, metode-metode lain harus digunakan.

Dasar Biaya Bahan Baku Langsung. Dalam beberapa perusahaan, suatu studi atas biaya masa lampau menunjukkan korelasi yang tinggi antara biaya bahan bakku langsung dan overhead. Hal ini mungkin, misalnya, ketika banyak pekerjaan produksi terdiri atas penerimaan, inspeksi, penyimpanan, pengambilan, dan penanganan banyak nahan baku yang mahal.

Dalam kasus semacam ini, suatu tarif berdasarkan biaya bahan baku mungkin sesuai. Tarif tersebut dihitung berdasarkan cara membagi estimasi total overhead dengan estimasi total biaya bahan baku langsung sebagai berikut:


Jika estimasi overhead pabrik totalnya sebesar $300.000 da estimasi biaya bahan baku totalnya sebesar $250.000, maka setiap pesanan atau produk dibebankan suatu jumlah overhead pabrik yang setara dengan $300.000 ÷ $250.000 = 1,20 atau 120% dari biaya bahan baku langsungnya. Misalnya, jika biaya bahan baku untuk suatu pesanan adalah sebesar $5.000, maka pesanan tersebut menerima tambahan biaya sebesar $5.000 X 120% = $6.000 untuk overhead pabrik.


Dasar biaya bahan baku penggunaannya terbatas, karena dalam sebagian besar kasus, tidakatau penciptaan overhead pabrik dalam produksinya. Suatu produk bisa saja dibuat dari bahan baku yang harganya tinggi dan produk lain dari bahan baku yang murah, tetapi kedua produk tersebut dapat menggunakan proses produksi yang sama dan mengkonsumsi sumber daya overhead yang berkaitan dengan bahan baku dalam jumlah yang sama.

Jika suatu dasar bahan baku langsung digunakan untuk membebankan overhead pabrik, maka produk yang menggunakan bahan baku yang mahal akan dibebankan lebih banyak overhead daripada yang digunakan oleh produk tersebut, sedangkan produk yang menggunakan bahan baku murah akan dibebankan lebih sedikit biaya overhead daripada yang digunakannya. Untuk mengatasi diskrepansi ini, dua tarif overhead dapat dihitung.

Dalam satu tarif, suatu pengukuran atas penggunaan seperti berat bahan baku atau jumlah komponen yang digunakan dapat dijadikan dasar untuk membebankan biaya yang berkaitan dengan bahan baku seperti biaya pembelian, penerimaan, inspeksi, penanganaan, dan penyimpanan. Dalam tarif yang lain suatu ukuran atas aktivitas lain yang relevan dapat dijadikan dasar untuk membebankan biaya overhead sisanya. Biaya overhead pabrik untuk setiap pesanan atau produk kemudian dihitung dalam dua bagian menggunakan kedua tarif tadi. Dua atau tiga tarif juga dapat digunakan dengan serupa apabila sesuai.

Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung. Menggunakan suatu dasar biaya tenaga kerja langsung untuk membebankan overhead pabrik ke pesanan atau produk memerlukan pembagian estimasi overhead dengan estimasi biaya tenaga kerja langsung untuk menghitung suatu persentase.


Jika estimasi biaya overhead pabrik sebesar $ 300,000 dan total biaya tenaga kerja langsung untuk periode depan diestimasikan sebesar $ 500,000 , maka tarif overhead pabrik adalah sebesar $ 300,000 / $ 500,000 = 0,60 atau 60%. Suatu pesanan atau produk dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar $ 12,000 akan dibebankan biaya overhead sebesar $ 12,000 x 60% = $ 7,200.

Dasar biaya tenaga kerja langsung adalah relatif lebih mudah untuk digunakan sebab informasi yang dibutuhkan untuk biaya tenaga kerja langsung biasanya tersedia gaji mingguan biasanya memberikan data biaya tenaga kerja langsung tanpa tambahan pancatatan.

Jika biaya yang rendah untuk mendapatkan informasi adalah suatu keharusan yang penting, maka dasae biaya tenaga kerja langsung dapat diterima sebagai metode tercepat yang yang tersedia untuk membebankan overhead dalam sistem produksi yang bersifat intensif tenaga kerja.


Penggunaan metode ini adalah logis apabila ada hubungan yang kuat antara biaya tenaga kerja langsung dengan overhead pabrik dan tarif upah per jam adalah serupa untuk pekerjaan yang serupa. Metode ini akan tidak sesuai apabila:


1. overhead pabrik memasukan depresiasi dari mesin yang mahal, yang tidak memiliki hubungan dengan gaji tenaga kerja langsung.

2. total biaya kerja langsung mewakili jumlah upah yang dibayarkan untuk para pekerja produksi baik yang berupah tinggi maupun yang berupah rendah yang melakukan pekerjaan yang serupa. Dengan membebankan biaya overhead pabrik berdasarkan biaya tenaga kerja langsung, suatu pesanan atau produk dibebankan dengan lebih banyak overhead ketika operator yang berupah tinggi melakukan pekerjaan. Metode yang seperti ini akan mengakibatkan distribusi overhead yang tidak benar, terutama apabila operator dengan tsrif upsh per jam yang berbeda melakukan operasi yang serupa.

Dasar Tenaga Kerja Langsung. Dasar tenaga kerja langsung didesain untuk mengatasi kelemahan kedua dari penggunaan dasar biaya tenaga kerja langsung. Tarif overhead pabrik yang didasarkan pada jam tenaga kerja langsung dihitung sebagai berikut:

Estimasi Overhead pabrik Estimasi Jam

Tenaga Kerja Langsung = Overhead Pabrik per jam tenaga kerja langsung


Jika estimasi total overhead pabrik adalah sebesar $ 300.000 dan jam tenaga kerja langsung totalnya diestimasikan sebesar $ 300.000 ÷ 60.000 = $ 5 per jam tenaga kerja langsung. Suatu pesanan atau produk yang memerlukan 800 jam tenaga kerja langsung akan dibebankan overhead pabrik sebesar 800 X $5 = $4000.

Metode ini memerlukan akumulasi jam tenaga kerja langsung per pesanan atau produk. Pencatatan waktu harus diatur sehingga dapat menyediakan data tambahan. Penggunaan dasar jam tenaga kerja langsung dibenarkan apabila ada hubungan yang kuat antara jam tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Selama operasi tenaga kerja merupakan faktor utama dalam produksi, maka metode ini dapat diterima.

Tetapi jika produksi menggunakan mesin secara ekstensif dan sebagian besar biaya overhead disebabkan oleh penggunaan mesin, maka dasar jam tenaga kerja langsung dapat menyebabkan perhitungan biaya yang tak wajar.

Dasar Jam Mesin. Ketika mesin digunakan secara ekstensif, maka jam mesin mungkin merupakan dasar yang paling sesuai untuk pembebanan overhead. Metode ini didasarkan pada waktu yang diperlukan untuk melakukan operasi yang identik oleh suatu mesin atau sekelompok mesin. Total jam mesin yang diperkirakan akan digunakan diestimasi, dan tarif per jam mesin ditentukan sebagai berikut:

Estimasi Overhead pabrik

Estimasi Jam mesin = Overhead Pabrik per jam mesin


Jika total overhead pabrik diestimasikan sebesar $300.000 dan total jam mesin diestimasikan sebesar 20.000, maka tarif overhead pabrik adalah sebesar $300.000 ÷


20.000 = $15 per jam mesin. Suatu pesanan atau produk yang menggunakan 120 jam mesin dibebankan overhead pabrik sebesar 120 X $15 = $1.800. jika mesin berbeda dalam hal biaya overhead per jam penggunaan, maka sistem pembobotan serupa dengan yang didiskusikan untuk dasar output fisik diperlukan. Alternatif kedua adalah menggunakan tarif overhead terpisah untuk setiap mesin atau kelompok mesin. Hal ini memerlukan segmentasi estimasi biaya, akumulasi, dan pembebanan. Alternatif ketiga, yang semakin populer dalam kondisi otomatisasi adalah menggunakan waktu pemrosesan sebagai dasar. Waktu proses adalah total waktu yang diperlukan untuk memproduksi suatu unit atau produk.

Dasar Transaksi. Semakin besar perbedaan dan kompleksitas dalam lini produk, semakin jumlah transaksi. Transaksi semacam itu serimg kali merupakan persentase besar dari biaya overhead, dan kunci untuk mengelola overhead adalah sengan mengendalikan transaksi yang memicunya. Hal ini memerlukan pemikiran yang hati-hati mengenai transaksi mana yangdiperlukan dan mana yang tidak, dan filosofi just-in-time untuk desain proses memungkimkan eliminasi atau pengurangan banyak transaksi.

Pendekatan berdasarkan transaksi atas alokasi overhead lebih dikenal sebagai perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing – ABC). ABC mengakui bahwa biaya overhead yang signifikan dapat saja disebabkan oleh kompleksitas lini produk dan oleh penanganan yang diperlukan oleh item khusus yang bervolume rendah dibandingkan oleh total volume produksi.
Pemilihan Tingkat Aktivitas

Dalam menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya, sebagian besar bergantung pada tingkat aktivitas yang dipilih. Numerator dari tarif overhead adalah estimasi dasar alokasi pada tingkat aktivitas yang sama. Semakin besar tingkat aktivitas yang diasumsikan, semakin rendah tarif overhead yang telah ditentukan sbelumnya. Hubungan ini ada karena overhead pabrik terdiri atas bagian yang bersifat tetap dan variabel.

Semakin tinggi tingkat aktivitas, semakin kecil bagian yang tetap dari tarif overhead pabrik, karena biaya overhead pabrik tetap dibebankan ke semakin banyak unit aktivitas. Bagian variabel dari tarif cenderung tetap konstan pada tingkat aktivitas yang berbeda dalam rentang yang relevan. Tingkat aktivitas yang berbeda termasuk kapasitas teoritis, kapasitas praktis, kapasitas aktual yang diperkirakan, dan kapasitas normal.

Kapasitas Teoritis. Kapasitas teoritis dari suatu departemen, pabrik, atau fasilitas lainnya adalah kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa interupsi. Hal ini dicapai jika pabrik atau departemen memproduksi pada tingkat 100% kapasitas yang dinyatakan. Beroperasi pada tingkat kapasitas teoritis adalah cita-cita yang tidak mungkin tercapai untuk periode seperti bulan, triwulan atau tahun. Tetapi, beberapa manajer berpendapat bahwa konsep ini berguna karena memfokuskan perhatian pada kesempatan perbaikan.


Kapasitas Praktis. Sangat tidak mungkin bahwa perusahaan manapun dapat beroperasi pada tingkat kapasitas teoritis lebih dari beberapa menit atau jam. Kelonggaran harus diberikan untuk interupsi yang tidak dapat dihindari seperti, peubahan pekerja, pemeliharaan preverentif, perbaikan, persiapan, kegagalan, bahan baku yang tidak memuaskan, penundaan dalam pengantaran bahan baku, kekurangan dan ketidak hadiran pekerja, hari minggu, hari libur, cuti, perhitungan persediaan, dan perubahan pola serta model.faktor-faktor ini mengurangi tingkat kapasitas teoritis menjadi tingkat kapasitas praktis.

Pengurangan ini disebabkan oleh pengaruh internal dan tidak mempertimbangkan pengaruh eksternal seperti kelangkaan pesanan dari pelanggan. Pengurangan dari kapasitas teoritis ke kapasitas praktis biasanya berkisar dari 15% sampai 25%, yang mengakibatkan tingkat kapasitas praktis hanyalah 75% sampai 85% dari kapasitas teoritis.

Kapasitas Aktual yang Diperkirakan. Kapasitas aktual yang diperkirakan mengacu pada jumlah output yang diperkirakan akan diproduksi selama periode tersebut. Tingkat aktivitas ini biasanya mengakibatkan perbedaan dalam tarif yang ditentukan sebelumnya di setiap periode, karena peningkatan atau penurunan dalam produksi yang direncanakan.

Kapasitas Normal. Kapasitas normal mengacu pada aktivitas rata-rata sellama suatu periode waktu yang cukup lama untuk meratakan fluktuasi. Konsep kapasitas normal berusaka untuk menstabilisasi suatu tarif overhead yang akan berfluktuasi saat fasilitassipergunakan dalam tingkatan yang berbeda dalam periode yang berbeda. Suatu pesanan atau produk sebaiknya tidak lebih mahal biayanya untuk diproduksi di setiap periode akuntansi manapun.


TAMPILAN 12-1

Dampak dari Berbagai Tingkat Kapa sitas Terhadap


Tarif Overhead Pabrik yang Telah Ditentukan Sebelumnya


Item Persentase kapasitas teoritis Jam mesin Overhead pabrik yang dianggarkan:


Tetap Variabel


Kapasitas Normal


75%

$12.000 6.000


Kapasitas Aktual yang Diperkirakan


80%

8000 jam


$12.000 6.400

Kapasitas Praktis


85%

8500 jam

$12.000 6.800

Kap asitas Teoritis


100%

10.000 jam

$12.000 8.000



Total


$18.000


$18.400


$18.800


$20.000


Tarif overhead pabrik tetap per jam mesin

Tarif overhead pabrik variable per jam mesin


$1,60

$0,80


$1,50

$0,80


$1,41


$0,80


$1,20

$0,80



Total tarif overhead pabrik per jam mesin


$2,40


$2,30


$2,21


$2,00


Dampak Kapasitas pada Tarif Overhead Pabrik. Dampak dari berbagai tingkat kapasitas pada tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya diilustrasikan di tampilan 12-1. jika 75% dari tingkat kapasitas normal dipilih, tarif overhead pabrik adalah sebesar $2,40 per jam mesin. Pada tingkat alktivitas yang lebih tinggi, tarifnya lebih rendah karena overhead pabrik tetap dibebankan ke lebih banyak jam mesin.

Kapasitas Menganggur versus Kelebihan Kapasitas. Kapasitas menganggur disebabkan oleh kurangnya penjualan. Ketika permintaan penjualan meningkat, pekerja dan fasilitas produksi yang menganggur kembali digunakan. Ketika kapasitas menganggur dianggarkan untuk periode tersebut, biayanya dimasukkan dalam tarif overhead, hanya jika kapasitas aktual yang diperkirakan digunakan sebagai denominator.

Pada kasus tersebut, biaya dari dari kapasitas yang menganggur menjadi bagian dari biaya produk, yang dicapai dengan menentukan denominator tarif overhead pada tingkat yang mebih rendah, yang mencerminkan pengangguran yang diperkirakan. Jika kapasitas menganggur tetap tidak dianggarkan, maka akan ada varian overhead yang berkaitan dengan fasilitas yang menganggur.

Kelebihan Kapasitas. Disebabkan oleh kapasitas produktif yang lebih besar dibandingkan dengan kemampuan perusahaan untuk menggunakannya, atau karena ketidakseimbangan ini terjadi ketika kapasitas dari satu mesin tidak sesuai dengan kapasitas dari mesin-mesin lain, dengan mana mesin tersebut harus disinkronisasi.

Memasukkan atau Mengeluarkan Biaya Overhead Tetap


Biasanya akuntansi biaya membebankan semua biaya pabrik ke output dari suatu periode. Dalam pendekatan ini, yang disebut perhitungan biaya penyerapan penuh, perhitungan biaya kontroversial, atau perhitungan niaya penuh, baik niaya tetap maupun variabel dimasukkan dalam tarif overhead pabrik. Metode perhitungan biaya lain, disebuut perhitungan biaya langsung atau perhitungan biaya variabel, tidak diperbolehkan untuk pelaporan eksternal tetapi kadang-kadang digunakan untuk keperluan manajemen internal. Dalam pendekatan ini, hanya overhead pabrik variabel yang dimasukkan dalam tarif overhead pabrik. Bagian tetap dari biaya overhead pabrik tidak menjadi biaya produk. Melainkan diperlukan sebagai beban periodik, berarti bahwa seluruh biaya tersebut dibebankan di setiap periode. Sebagaimana beban pemasaran dan beban administratif. Biaya ini tidak dimasukkan baik di persediaan barang dalam proses maupun di persediaan barang jadi.


Perhitungan biaya penyerapan penuh dan perhitungan biaya langsung merupakan hasil dari dua konsep biaya yang berbeda dalam hal biaya produk, biaya periodik, laba kotor dan laba operasi. Meskipun kesua metode menghasilkan niaya persediaan dan laba operasi yang berbeda, berbagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang telah didiskusikan dapat digunakan di kedua metode tersebut. Tetapi, varians overhead pabrik yang disebabkan oleh kapasitas yang menganggur tidak ada di perhitungan biaya langsung.

Perhitungan Tarif Biaya Overhead


Langkah pertama dalam menghitung dalam menghitung tarif overhead adalah menentukan tingkat aktivitas yang akan digunakan untuk dasar yang dipilih. Kemudian setiap item biaya overhead diestimasikan atau dianggarkan pada tingkat aktivitas tersebut, sehingga menghasilkan estimasi total overhead pabrik. Misalnya, asumsikan bahwa De Witt Products memiliki tingkat kapasitas yang diperkirakan sebesar 20.000 jam mesin. Pada tingkat aktivitas tersebut, overhead pabrik diestimasikan totalnya sebesar $300.000. Jumlah overhead ini diklasifikasikan menjadi kategori tetap dan variabel.




Tampilan 12-2




DeWitt Products Estimasi Overhead Pabrik Untuk

20—


Beban


Tetap


Variabel


Total



Supervisor


$ 70.000

$ 70.000



Tenaga Kerja Langsung


9.000


$ 66.000


$ 75.000



Premium lembur






9.000


9.000



Perlengkapan Pabrik


4.000


9.000


23.000



Perbaikan dan Pemeliharaan


3.000


9.000


12.000



Listrik


2.000


18.000


20.000



Bahan Bakar


1.000


5.000


6.000



Air


500


500


1.000



Tunjangan tenaga kerja


10.500


48.500


59.000

Penyusutan – Bangunan


5.000

5.000



Penyusutan- Peralatan


13.000

13.000



Pajak Properti


4.000

4.000



Asuransi (kebakaran)


3.000

3.000


Total Estimasi Overhead Pabrik


$ 125.000


$ 175.000


$ 300.000

Total biaya variabel merupakan fungsi dari volume; yaitu bahwa jumlah biaya variabel per unit adalah konstan dalam rentang yang relevan. Biaya tetap memiliki total jumlah konstan dalam rentang yang relevan, sehingga biaya per unitnya berbeda untuk setiap tingkat produksi. Peningkatan produksi menyebabkan penurunan dalam biaya tetap per unit.


Beberapa item biaya adalah gabungan dari biaya tetap dan biaya variabel, dan beberapa dapat berubah dalam grafik anak tangga pada berbagai tingkat produksi. Karena biaya harus diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau biaya variabel, maka bagian biaya tetap dari biaya semivariabel dan tingkat perubahan dalam bagian biaya variabel harus ditentukan.


Bab 3 menyajikan metode yang tersedia untuk menentukan bagian biaya tetap dan tingkat variabilitas dari bagian biaya variabelnya. Setelah tingkat aktivitas dan biaya overhead telah diestimasikan, tarif overhead dapat dihitung. Dengan asumsi bahwa dasar jam mesin digunakan dan jam mesin untuk tahun depan diperkirakan akan sebesar 20.000 untuk De Witt Products, tarif overhead pabrik pada tingkat aktivitas yang dipilih ini adalah :

Tarif Overhead Pabrik = Estimasi Overhead Pabrik = $ 300.000 = $ 15,00


Estimasi jam Mesin 20.000

Tarif ini digunakan untuk membebankan overhead pabrik ke pesanan, produk, atau pekerjaan yang dilakukan. Jumlah yang dibebankan pertama kali dimasukkan dalam buku pembantu seperti kartu biaya pesanan atau laporan biaya produksi. Jam mesin yang digunakan secara aktual akan menentukan jumlah overhead pabrik yang dapat dibebankan ke setiap pesanan, produk, atau departemen.


Tarif overhead dapat dibagi menjadi komponen tetap dan variabel sebagai berikut:


$ 125.000 estimasi overhead pabrik tetap


20.000 estimasi jam mesin = $ 6,25 porsi tetap dari tarif FOH


$ 175.000 estimasi overhead pabrik variabel


20.000 estimasi jam mesin = $ 8,75 porsi variabel dari tarif FOH

Biaya Overhead Aktual



Overhead Pabrik Aktual adalah jumlah biaya tidak langsung yang terjadi. Beberapa biaya overhead pabrik aktual dicatat ketika terjadi, saat transaksi dijurnal dan diposting ke buku besar atau buku pembantu. Pencatatan ini tidak bergantung pada pembebanan overhead pabrik.


Tujuan dasar dari akumulasi overhead pabrik adalah untuk menyediakan informasi untuk pengendalian. Mengumpulkan data overhead bergantung pada daftar akun, yang mengindikasikan akun yang digunakan untuk mencatat pembebanan dari berbagai transaksi overhead.


Dokumen sumber utama yang digunakan untuk mencatat overhead dalam jurnal adalah voucher pembelian, bukti permintaan bahan baku, kartu jam kerja, dan voucher jurnal umum. Overhead pabrik memasukkan berbagai item yang dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Setiap perusahaan memiliki karakteristiknya masing-masing, dan harus membuat akun dan metode pengklasifikasiannya sendiri. Biaya overhead yang terjadi diikhtisarkan dalam akun pengendali overhead pabrik di buku besar.

Biaya Overhead yang Dibebankan dan Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Rendah


Pada akhir bulan atau tahun, overhead pabrik dibabankan dan overhead pabrik aktual dibandingkan. Overhead Pabrik Dibebankan adalah jumlah biaya yang dialokasikan ke output.

Pembebanan Biaya Overhead


Tarif overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya sebesar $15 per jam mesin yang telah dihitung sebelumnya untuk De Witt Products. Asumsikan jam mesin aktual dari De Witt Products adalah sebesar 18.900 dan biaya overhead pabrik aktual sebesar $292.000. Overhead pabrik yang dibebankan selama periode ini adalah sebesar 18.900 x $15 = $283.500. Ayat jurnal umum yang mengikhtisarkan pembebanan overhead adalah:


Barang dalam proses 283.500


Overhead pabrik dibebankan 283.500


Debit ke Akun pengendali barang dalam proses membawa total overhead dibebankan ke buku besar untuk suatu periode tertentu, biasanya satu bulan. Pembebanan ke buku pembantu (kartu biaya pesanan atau laporan biaya produksi departemental) memuat rincian dari overhead pabrik yang dibebankan ke setiap pesanan atau departemen.

Akun overhead pabrik dibebankan kemudian ditutup ke akun pengendali overhead di akhir tahun dengan ayat jurnal berikut:


Overhead pabrik dibebankan 283.500


Pengendali overhead pabrik 283.500

Merupakan praktek umum untuk menggunakan akun overhead pabrik dibebankan karena akun tersebut menyimpan biaya yang dibebankan dan biaya aktual secara terpisah. Pemisahan ini memfasilitasi perbandingan bulanan dengan overhead pabrik yang dianggarkan. Perbandingan ini adalah perlu untuk mengevaluasi kesesuaian dari tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya. Tarif overhead sebaiknya disesuaikan untuk menghindari pernyataan biaya produk yang salah selama tahun tersebut dan untuk menghindari jumlah overhead yang dibebankan terlalu tinggi atau rendah yang besar di akhir tahun.


Untuk contoh dari perbedaan antara overhead aktual dan anggaran yang diperkirakan tidak akan di-offset nantinya, pertimbangan perubahan yang kadang- kadang terjadi atau perubahan permanen dalam item-item biaya overhead. Perubahan ini termasuk perubahan dalam peningkatan biaya hidup dalam tarif upah per jam dari pekerja, perubahan pajak properti dan premi asuransi yang berkaitan dengan aktiva pabrik, dan perubahan dalam tarif listrik, harga bahan baku tidak langsung serta perlengkapan. Sebagai contoh dari perbedaan antara overhead aktual dan anggaran yang diperkirakan akan di-offset nantinya, pertimbangan anggaran bulanan dari biaya overhead di suatu perusahaan yang melakukan pemeliharaan mesin setiap tiga bulan.

Jika program pemeliharaan yang pertama dijadwalkan di akhir bulan Maret, maka anggaran biaya pemeliharaan, yang merupakan bagian dari overhead pabrik, akan tinggi di bulan Maret, dan lebih rendah di bulan April. Sekarang misalkan bahwa karena pesanan kilat dalam jumlah besar terjadi di bulan Maret, maka program pemeliharaan aktual untuk triwulan pertama akan lebih rendah secara signifikan dari yang akan dianggarkan. Karena perubahan ini hanyalah karena perbedaan waktu dan bukan jumlah, perbedaan ini akan di-offset di triwulan kedua dengan biaya pemeliharaan aktual yang tinggi di minggu pertama bulan April.


Setelah ayat jurnal sebelumnya dicatat, akun pengendali overhead untuk De Witt Products akan tampak sebagai berikut:

Pengendali Overhead Pabrik



Des, 31 292.000

Total Overhead Aktual yang terjadi Selama Periode Tersebut


Des, 31 ( 18.900x $ 15,00) 283.500


Overhead yang Dibebankan Selama Periode tersebut



Biaya overhead pabrik biasanya dibebankan ke barang dalam proses, tetapi dalam lingkungan just-in-time, biaya overhead pabrik dapat dibebankan langsung ke harga pokok penjualan.

Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah


Debit di akun pengendali overhead mencerminkan biaya overhead pabrik aktual yang terjadi selama periode tersebut, sementara kreditnya mencerminkan jumlah yang dibebankan. Karena debit dan kreditnya jarang sama, maka biasanya ada saldo debit atau kredit di akun tersebut. Saldo debit mengindikasikan bahwa overhead pabrik telah dibebankan terlalu rendah, sedangkan saldo kredit berarti bahwa overhead pabrik telah dibebankan terlalu tinggi.


Untuk De Witt Products, overhead pabrik dibebankan untuk periode tersebut lebih kecil sebesar $8.500 dibandingkan dengan biaya overhead pabrik aktual yang terjadi, sehingga overhead pabrik untuk periode tersebut dibebankan terlalu rendah.
Alokasi dari Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah


Alokasi dari overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah biasanya cukup sederhana. Di akhir periode akuntansi, jumlah tersebut dapat diberlakukan sebagai biaya periodik atau dialokasikan ke persediaan dan harga pokok penjualan. Jika jumlah overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah tidak signifikan, jumlah tersebut sebaiknya ditutup langsung ke ikhtisar laba rugi atau ke harga pokok penjualan sebagai biaya periodik. Dalam kasus ini, ayat jurnal untuk mengalokasikan overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah di buku De Witt Products adalah:


Ikhtisar laba rugi 8.500


Pengendali overhead pabrik 8.500

atau


Harga Pokok Penjualan 8.500


Pengendali overhead pabrik 8.500


Dalam ayat jurnal kedua, jumlah sebesar $8.500 menjadi bagian dari saldo akun harga pokok penjualan, yang kemudian akan ditutup ke akun ikhtisar laba rugi.

DeWitt Products Laporan Laba Rugi


Untuk Tahun Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20--


Penjualan


$ 1.600.000



Dikurangi :


Harga : Pokok Penjualan


$ 1.193.500

Overhead dibebankan terlalu


$ 8.500


$ 1.202.000


rendah


Laba Kotor

$ 150.000


$ 100.000


$ 398.000




$ 250.000



Dikurangi :


Beban Pemasaran

Beban Administratif



Laba Operasi


$ 148.000


Alternatif lain, overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat dilaporkan sebagai penyesuaian dalam laporan harga pokok produsi. Jika merupakan tanggung jawab dari manajer produksi, maka jumlah tersebut dilaporkan dalam laporan harga pokok produksi, jika merupakan tanggung jawab dari manajer umum, maka jumlah tersebut dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagaimana diilustrasikan sebelumnya.


DeWitt Products Laporan Harga Pokok Produksi


Untuk Tahun Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20--



Bahan Baku langsung yang digunakan $ 400.000


Tenaga Kerja Langsung yang digunakan $ 500.000


Overhead pabrik dibebankan $ 283.500


Total biaya Produksi $ 1.183.500


Dikurangi: kenaikan dalam persediaan barang


dalam proses $ 20.000


Harga Pokok Produksi $ 1.163.500


Ditambah penurunan dalam persediaan barang jadi $ 30.000 Harga Pokok Penjualan $ 1.193.500


Ditambah overhead pabrik dibebankan terlalu


rendah $ 8.500


Harga Pokok Penjualan disesuaikan $ 1.202.000


DeWitt Products Laporan Laba Rugi


Untuk Tahun Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20--



Penjualan $ 1.600.000


Dikurangi Harga Pokok Penjualan 1.202.000


Laba Kotor 398.000


Dikurangi Beban Pemasaran $ 150.000


Beban Administratif 100.000 250.000


Laba operasi $ 148.000

Daripada memperlakukan overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah sebagai penyesuaian ke laba atau beban, jumlah tersebut dapat dialokasikan ke persediaan dan harga pokok penjualan. Alokasi ini adalah usaha untuk menyatukan kembali semua overhead pabrik dibebankan ke jumlah yang mendekati overhead pabrik aktual, hal ini diharuskan untuk keperluan pembuatan laporan keuangan jika dampaknya terhadap laporan keuangan material. Membebankan sejumlah besar saldo overhead pabrik dibebankan terlalu rendah, misalnya, menyebabkan harga pokok penjualan dinyatakan terlalu tinggi, dan laba dinyatakan terlalu rendah, sedangkan persediaan juga dinyatakan terlalu rendah di neraca.


Untuk mengilustrasikan alokasi dari overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah ke persediaan dan harga pokok penjualan, asumsikan Spander Company di tahun-tahun sebelumnya telah memperlakukan overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah sebagai penyesuaian ke laba atau beban. Di akhir tahun berjalan perusahaan memiliki saldo overhead pabrik dibebankan terlalu rendah sebesar $4.000, dan saldo persediaan serta harga pokok penjualan adalah sebagai berikut

Barang dalam Proses

Barang Jadi

Harga Pokok Penjualan

Bahan Baku Langsung $ 15.000 $ 7.000 $ 28.000

Tenaga Langsung


Kerja


5.000


19.000


76.000



Overhead dibebankan


pabrik


5.000


19.000


76.000



Saldo Akhir Tahun $ 25.000 $ 45.000 $ 180.000


Tujuan dari alokasi overhead pabrik dibebankan terlalu rendah adalah untuk merevisi semua jumlah overhead pabrik yang telah dibebankan selama tahun itu. Revisi ini dicapai dengan menyesuaikan ketiga akun yang ditunjukkan, karena semua jumlah overhead pabrik dibebankan ada di saldo akhir tahun dari ketiga akun tersebut.


Saldo


Persentasi


Barang Dalam Proses


Akun


$ 25.000


dari Total


10 %



Barang jadi


45.000


18



Harga Pokok Penjualan


180.000


72

Overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah biasanya dialokasikan ke ketiga akun sesuai dengan proporsi saldonya. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Overhead pabrik dibebankan terlalu rendah sebesar $4.000 kemudian dialokasikan ke ketiga akun berdasarkan ketiga persentase hasil perhitungan. Ayat jurnal untuk mengalokasikan overhead pabrik dibebankan terlalu rendah dari Spander Company adalah sebagai berikut:


Barang dalam proses (10% dari $4.000) 400


Barang jadi (18% dari $4.000) 720


Harga pokok penjualan (72% dari $4.000) 2.880


Pengendali overhead pabrik 4.000


Jika overhead pabrik telah dibebankan terlalu tinggi, kedua persediaan dan harga pokok penjualan akan dikreditkan dan pengendali overhead pabrik akan didebit.




Overhead


Persentasi







Barang Dalam Proses


Dibebankan


$ 5.000


dari Total


5 %



Barang jadi


19.000


19



Harga Pokok Penjualan


76.000


76



Saldo Akhir Tahun


$ 100.000


100 %



Barang Dalam Proses( 5 % dari $ 4.000)


200







Barang Jadi (19% dari $4.000)


760







HPP


3040







Pengendali Overhead Pabrik


Karena hanya komponen overhead dari ketiga akun yang perlu dinyatakan kembali, alokasi sebaiknya proporsional terhadap jumlah overhead dibebankan yang ada di ketiga akun. Menggunakan pendekatan ini, perhitungan dan ayat jurnal untuk mengalokasikan overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi adalah sebagaiberikut:

Dalam kedua metode tersebut, persediaan dilaporkan pada neraca dengan nilai yang telah disesuaikan, dan harga pokok penjualan disesuaikan baik dalam laporan harga pokok penjualan, maupun dalam laporan laba rugi. Di awal tahun berikutnya, porsi dari ayat jurnal yang melibatkan persediaan dibalik.

Peraturan pajak penghasilan mengharuskan agar persediaan memasukkan bagian yang dialokasikan dari varians overhead tahunan yang signifikan. Jika jumlah yang terlibat tidak signifikan dalam hubungannya dengan total overhead aktual, alokasi tidak diperlukan kecuali bila alokasi seperti itu dibuat untuk keperluan penyusunan laporan keuangan. Selain itu juga, wajib pajak harus memperlakukan secara konsisten, baik overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Mengubah Tarif Biaya Overhead


Batasan yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam merevisi tarif overhead bergantung pada frekuensi perubahan, pada faktor-faktor yang mempengaruhi tarif overhead, dan pada kebutuhan manajemen dan keinginan akan data biaya terkini.

Suatu tarif overhead dapat saja tidak benar karena penilaian yang salah atas estimasi overhead atau aktivitas yang diantisipasi. Angka overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah tidak perlu, berarti bahwa tarif overhead salah. Ketika tarif overhead didasarkan pada kondisi aktual yang diperkirakan, variasi musiman dapat menghasilkan jumlah overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam periode interim, yang akan kembali normal dalam periode pelaporan satu tahun penuh.