Kebijakan Pemerintah Dalam Ekonomi Terbuka

Kebijakan Pemerintah Dalam Ekonomi Terbuka - Berikut ini adalah Kebijakan Pemerintah dalam Ekonomi Terbuka, yaitu sebagai berikut:


Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan


Kebijakan memindahkan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi masalah defisitdalam neraca pembayaran yang akan mengakibatkan pertambahan ekspor dan pengurangan impor. Kebijakan ini dijalankan bila defisit neraca pembayaran wujud ketika perekonomian juga menghadapi masalah pengangguran.

Kebijakan Pemerintah Dalam Ekonomi Terbuka


Langkah-Langkah Pemerintah Mengurangi Impor dan Mengkonsumsi Produk Lokal


Berikut ini adalah Langkah – langkah yang akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi dalam negeri adalah:

  • Melakukan pembatasan impor.
  • Menekan (mengurangi valuta asing)
  • Menurunkan nilai mata uang (devaluasi)

Langkah-Langkah Pemerintah Meningkatkan Ekspor


Berikut ini adalah Langkah – langkah yang akan menambah ekspor sehingga menambah permintaan valuta asing adalah:


  • Memberikan insentif fiskal dan moneter untuk menambahkan kegiatan dalam produksi barang ekspor.
  • Mewujudkan kestabilan upah dan harga.
  •  Menurunkan nilai valuta.


Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan


Kebijakan pengurangan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untukmengatasi masalah kurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara.

Kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Masalah Neraca Pembayaran


Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah neraca pembayaran dengan mengurangi perbelanjaan apabila:


  • Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan inflasi telah wujud.
  • Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca pembayaran.


Kebijakan ini akan menurunkan impor, akan tetapi ekspor tidak akan dipengaruhi oleh kebijakan seperti itu. Keadaan ini mewujudkan neraca pembayaran yang menguntungkan atau seimbang. Langkah-langkahnya yaitu :


  • Menaikkan pajak pendapatan
  • Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang
  • Mengurangi pengeluaran pemerintah


Devalusi (Penurunan Nilai Valuta)


Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata uangnya terhadap valuta asing. Biasanya dilakukan oleh negara yang menerapkan sistem kurs tetap.

Dampak Devalusi


Efek dari menerapkan Devalusi:


  • Ekspor bertambah, karena di pasaran luar negeri ekspor negara menjadi lebih murah.
  • Impor berkurang, karena barang luar negeri menjadi lebih mahal.
  • Kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca pembayaran.
  • Pendapatan nasional bertambah
  • Memungkinkan terjadinya inflasi
  • Di luar negeri mungkin negara-negara lain melakukan balasan dengan halangan perdagangan impor atau devaluasi.

Syarat-Syarat Untuk Mensukseskan Devalusi


Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menyukseskan devaluasi adalah sebagai berikut ini:

Ekspor negara itu elastis


Hanya dalam keadaan ini hasil penjualan ekspor bertambah. Apabila permintaan luar negeri ke atas barang ekspor negara yang mendevaluasikan valutanya tidak elastis, devaluasi akan mengurangi hasil penjualan ekspor

Permintaan impor negara itu adalah elastis


Apabila permintaan impor elastis, devaluasi mengurangi jumlah impor dengan tingkat yang lebih tinggi dari penurunan nilai mata uang. Maka pengeluaran ke atas barang impor akan menjadi lebih kecil dari sebelum devaluasi

Di dalam negeri tidak berlaku inflasi


Apabila devaluasi mengakibatkan inflasi di dalam negeri, barang ekspor dan barang buatan sendiri akan mengalami kenaikan harga. Apabila tingkat kenaikan harga lebih besar dari tingkat devaluasi, pada akhirnya harga ekspor menjadi lebih mahal dan barang impor menjadi lebih murah sebelum devaluasi. Pada akhirnya negara itu tidak memperoleh sembarang keuntungan devaluasi.

Negara lain tidak melakukan reaksi balasan dan melakukan devaluasi pula


Apabila negara-negara lain melakukan tindakan yang sama, devaluasi tidak akan memberikan sembarang efek kepada neraca pembayaran dan perekonomian negara. Langkah seperti itu akan dijalankan apabila negara lain tersebut merupakan partner dagang yang sangat penting

Pengertian Kurs Valuta Asing, Penentuan Kurs Dalam Pasar Bebas, Faktor Yang Mempengaruhi Kurs

Pengertian Kurs Valuta Asing


Kurs Valuta Asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing adalah jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yangdibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.

Pengertian Kurs Valuta Asing, Penentuan Kurs Dalam Pasar Bebas, Faktor Yang Mempengaruhi Kurs

Penentuan Kurs Dalam Pasar Bebas


Berikut ini adalah Penentuan Kurs dalam Pasar Bebeas, yaitu sebagai berikut ini:

Permintaan Mata Uang Asing


Apabila nilai mata uang dollar tinggi, yaitu misalnya kurs US$1 = 200 yen, maka barang di AS adalah relatif mahal. Barang yang berharga US$1 memerlukan 200yen, apabila penduduk Jepang ingin mengimpor barang Amerika ke Jepang.

Jika nilainya turun, misal US$1=100 yen maka harga barang di AS semakin murah dan akan menaikkan permintaan penduduk jepang atas barang-barang AS. Akibatnya, permintaan orang Jepang atas US$ meningkat. Berdasarkan contoh, maka dapat dirumuskan bahwa permintaan penduduk Jepang atas mata uang US$ bercirikan :


  • Semakin tinggi harga US$, semakin sedikit permintaan atas mata uang tersebut,
  • Semakin rendah harga US$, semakin banyak permintaan atas mata uang tersebut.


Penawaran mata uang asing


  • Semakin tinggi harga mata uang Amerika serikat, semakin banyak penawaran mata uang tersebut,
  • Semakin rendah harga mata uang Amerika serikat, semakin sedikit penawaran mata uang tersebut.


Penentuan Harga Mata Uang Asing




Sumbu datar menggambarkan jumlah US$ yang akan diperjualbelikan di pasaran mata uang asing, dan sumbu tegak menunjukkan harga US$ yang dinyatakan dalam nilai yen. Kurva permintaan ke atas dollar adalah DD.

Kurva tersebut,yang berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah, berarti



  • Apabila harga dollar tinggi permintaan ke atas dollar adalah sedikit,
  • Semakin rendah harga dollar semakin banyakkuantitas dollar yang diminta


Kurva SS adalah kurva penawaran ke atas mata uang dollar, dari kiri bawah ke kanan atas



  • Apabila harga mata uang dollar rendah, penawaran dollar oleh orang Amerika juga rendah
  • Apabila harga mata uang dollar tinggi, lebih banyak mata uang akan ditawarkan.

Pententuan Kurs Pertukaran Oleh Pemerintah



Pemerintah dapat campur tangan dalam menentukan kurs valas untuk memastikan kurs yang wujud tidak menimbulkan efek yang buruk ke atas perekonomian. Kurs pertukaran yang ditetapkan pemerintah berbeda dengan yang di pasar bebas. Apakah lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada kebijakan dan keputusan pemerintah mengenai kurs yang paling sesuai untuk tujuan-tujuan pemerintah dalam menstabilkan dan mengembangkan perekonomian.


Pada kurs ini permintaan dollar adalah sama dengan penawaran dollarsebanyak 2,5 bilion. pemerintah Jepang memandang bahwa kurs ini kurang sesuai dan oleh sebab itu menentukan bahwa kurs pertukaran adalah US$1 = 250 yen sedangkan di pasar bebas kurs dollar US$1 = 150 yen.

Apabila harga sesuatu mata uang domestik (yen) ditetapkan oleh pemerintah pada tingkat yang lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas, maka mata uang domestik (yen) dinamakan mata uang yang dinilai terlalu rendah (undervalued currency). Sedangkan jika sebaliknya dinamakan mata uang yang dinilai terlau tinggi (overvalued currency).

Perubahan-Perubahan Kurs


Berikut ini kenapa Kurs mengalami Perubahan-perubahan yaitu sebagai berikut ini:

Efek Kenaikan Permintaan



Dimisalkan bahwa pada mulanya permintaan dollar adalah DD dan penawaran dollar SS. Maka kurs pertukaran US$1 = 150 yen, dan kuantitas dollar yang diperjualbelikan Q1. Sebagai akibat dari kenaikan dalam permintaan dollar, kurva permintaan dollar bergerak dari DD ke D1D1. Kurva permintaan yang baru ini menaikkan harga dollar dari 150 yen menjadi 200 yen per unit, dan menambah kuantitas valuta dollar yang diperjualbelikan dalam pasaran valas dari Q1 unit menjadi Q2 unit.

Efek Perubahan Penawaran



Kurva SS dan DD menggambarkan penawaran dan permintaan uang dollar yang peda mulanya wujud. Sesudahnya penawaran bertambahdari SS menjadi S1S1. Akibatnya,


  • Kurs pertukaran untuk setiap dollar turun dari 200 yen menjadi 150 yen
  • Kuantitas mata uang dollar yang diperjualbelikan bertambah dari QA dollar menjadi QB


Kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar dinamakan kurs pertukaran berubah bebas atau kurs pertukaran terapung. Sedangkan kurs yang ditentukan pemerintah dinamakan kurs pertukaran tetap atau resmi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs

Berikut ini merupakan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs adalah sebagai berikut ini:

a. Perubahan dalam citarasa masyarakat


Akan mengubah corak konsumsi mereka ke atas barang-barang yang diproduksikan ke dalam negeri maupun yang diimpor.

b. Perubahan harga barang ekspor dan impor


Menyebabkan perubahan dalam penawaran dan permintaan ke atas mata uang negara tersebut.

c. Kenaikan harga umum (inflasi)


Inflasi berkecenderungan menambah impor dan mengurangi ekspor yang menyebankan permintaan ke atas valuta asing bertambah, dan penawaran ke atas valuta asing berkurang. Maka harga valuta asing bertambah.

d. Perubahan suku bunga dan tingkat pengambalian investasi


Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar nmegeri masuk ke negara itu. Apanila banyak modal mengalir ke suatu negara, permintaan ke atas mata uangnya bertambah. Nilai mata uang suatu negara akan merosot apabila lebih banyakmodal negara dialirkan ke luar negerikarena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi di negara-negara lain.

e. Pertumbuhan ekonomi


Apabila kemajuan ekonomi diakibatkan oleh perkembangan ekspor, maka permintaan ke atas mata uang negara itu bertambah lebih cepat dari penawarannya sehingga nilai mata uang negarannya naik. Tetapi jika kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang lebih cepat daripada ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan oleh karena itu nilai mata uang negara tersebut merosot.

Kurs Pertukaran Dan Neraca Pembayaran


Berikut adalah Kurs Pertukaran Dan Neraca Pembayaran, yaitu sebagai berikut:

Neraca Pembayaran Dalam Sistem Kurs Tukaran Berubah Bebas



Pertukaran impor menyebabkan impor Thailand dari Indonesia bertambah. Pada waktu yang sama, nilai baht yang merosot menyebabkan barang Thailand menjadi relatif lebih murah. Maka penduduk Indonesia menaikkan impornya. Sebagai akibat impor Thailand dari Indonesia yang semakin bertambah akan diimbangi oleh pertambahan imporindonesia dari Thailand. Sehingga neraca pembayaran masih tetap seimbang.

Neraca Pembayaran Dalam Sistem Kurs Pertukaran Tetap



Apabila kurs pertukaran yang ditetapkan US$1 = Rp 12.500, maka akan wujud ketidakseimbangan dalam permintaan dan penawaran mata uang dollar. Pada kurs tersebut QB dollar US ditawarkan oleh penduduk Amerika sedangkan hanya sebanyak QA dollar US diminta oleh penduduk Indonesia. Berarti Indonesia mengalami surplus dalam neraca pembayaran, karena penduduk Amerika menawarkan lebih banyak dollar US kalau dibandingkan dengan jumlah dollar Usyang diminta Indonesia.

Oleh karena itu kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah selalunya berbeda dengan kurs yang ditetapkan oleh pasar bebas, maka dalam sistem kurs tetap, neraca pembayaran akan cenderung dalam keadaan tidak seimbang.

Neraca: Pengertian, Jenis, Cadangan Valuta Asing, Neraca Perdagangan Dan Pembayaran Indonesia

Pengertian Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran, atau balance of payment adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan diantara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu.

Pengertian, Jenis, Cadangan Valuta Asing, Neraca Perdagangan Dan Pembayaran Indonesia


Macam-Macam Neraca


1. Neraca Berjalan


Neraca Berjalan terdiri dari:

a. Ekspor dan Impor Barang 


Ekspor dan Impor Barang  ada dalam neraca perdagangan. Jika nilainya (+) maka X > M dan jika nilainya (-) maka X < M.

b. Ekspor dan Impor Jasa

Ekspor dan Impor Jasa adalah transaksi yang meliputi biaya pengangkutan & asuransi dari barang yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan wisatawan dan pendapatan investasi (yang meliputi keuntungan, bunga atas modal yang diinvestasikan dan deviden) Disebut juga Neraca Jasa. Jika nilainya (+) maka penjualan Jasa ke LN > Jasa pihak LN yang dibeli didalam negeri.

Pembayaran Pindahan Netto ke Luar Negeri


Pembayaran Pindahan Netto ke Luar Negeri Adalah meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu “membayar”dalam bentuk uang atau jasa.

2. Neraca Modal


Neraca Modal meliputi 2 golongan, yaitu:

Aliran Modal Jangka Panjang


Aliran Modal Jangka Panjang terdiri dari Aliran Modal Resmi dan Investasi Langsung oleh Pihak Swasta kenegara-negara lain. Aliran modal resmi merupakan pinjaman dan pembayaran diantara badan-badan pemerintah disuatu negara dengan negara lain.

Sedangkan Investasi Langsung Swasta adalah penanaman modal langsung . Perbedaan antara modal jangka panjang yang diterima dan dibayarkan ke luar negeri adalah NERACA MODAL JANGKA PANJANG. Jika nilainya (+) aliran masuk modal dari Luar Negeri > aliran keluar modal yang dibayarkan ke Luar Negeri.

Aliran Modal SWASTA 


Aliran Modal SWASTA  adalah aliran modal dalam bentuk tabungan atau investasi keuangan yang dapat dengan cepat ditukarkan kembali kepada valuta asal atau lainnya. Disebut juga “hot money” karena biasa diinvestasikan di pasar uang atau pasar modal untuk memperoleh keuntungan investasi.

Kesilapan dan ketinggalan adalah akun yang menaksir besarnya aliran uang yang tidak dapat dicatat.

Cadangan Valuta Asing


Jika suatu negara lebih banyak membuat pembayaran ke luar negeri dibandingkan dengan penerimaannya, maka bank sentral harus mengurangi cadangan valuta asingnya untuk melakukan pembayaran tersebut.

Sebaliknya, apabila yang diterima dari negara-negara lain adalah lebih banyak dari yang harus dibayar, maka cadangan valuta asing akan bertambah. Dalam informasi mengenai perubahan dalam cadangan bank sentral yang ditunjukkan adalah


  • Jumlah perubahan cadangan tersebut dalam satu tahun tertentu.
  • Banyak jumlah perubahan dari tiap-tiap jenis harta bank sentral.

Neraca Pembayaran Selalu Seimbang


yang menyebabkan neraca pembayaran yang selalu seimbang adalah ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.


i. Neraca berjalan

+

40

ii. Neraca modal jangka panjang

+

20


iii. Modal keuangan swasta

-

30

NERACA KESELURUHAN

+

30

iv. Perubahan cadangan mata uang asing bank sentral

-

30


Contoh di atas menggambarkan bahwa dalam neraca berjalan terdapat surplus sebanyak Rp 40 trilliundan aliran modal jangka panjang memperoleh surplus Rp 20 trilliun dalam aliran modal keuangan swasta terdapat defisit Rp 30 trilliun, dan ini menyebabkan neraca keseluruhan hanya memperoleh surplus Rp 30 trilliun. Surplus dalam neraca keseluruhan ini berarti : negara itu menerima Rp 30 trilliun dari negara-negara lain. Ini menyebabkan cadangan valuta asing bank sentral bertambah dengan jumlah yang sama. Akibat dari pertambahan cadangan ini maka neraca pembayaran telah menjadi seimbang, yaitu aliran uang dan modal yang masuk dan yang keluar adalah telah sama banyak.

Neraca Perdagangan Dan Pembayaran Indonesia


Transaksi Berjalan


Data ini dibedakan kepada dua golongan : ekspor dan impor barang, dan ekspor – impor neto jasa-jasa. Setiap golongan dibedakan kepada ekspor dan impor Non Migas dan Migas. Tahun 1996/97 ekspor Indonesia US$52,04 milyar dan meningkat menjadi US$65,4 milyar padatahun 2000/01.kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh perkembanganekspor Non-Migas yaitu US$39,3 milyar pada tahun 1996/97 menjadi US$50,3 milyar pada 2000/01. Ekspor migas hanya mengalami kenaikan sebanyak ekspor gas alam.

Dalam periode yang sama impor merosot dari US$45,8 milyar menjadi US$40,4 milyar dan penurunan ini terutama disebabkan oleh pengurangan impor Non Migas. Sedangkan impor Migas mengalami kenaikan.

Hal ini menyebabkan dalam periode di atas neraca perdagangan mengalami perbaikan yang sangat signifikan, yaitu surplus meningkat dari US$6,2 milyar menjadi US$25,0 milyar. Perbaikan dalam neraca perdagangan ini menimbulkan efek yang positif terhadap neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit dalam tahun 1996/97 tetapi mengalami surplus pada 2000/01. Defisit ekspor dan impor jasa neto meningkat dari US$14,3 milyar menjadi US$17,1 milyar.

Transaksi Modal dan Selisih Perhitungan


Data yang ditunjukkan diatas memberikan gambaran:

1. Pinjaman pemerintah semakin meningkat dan pembayaran utang semakin merosot


Pada tahun 1996/97 penerimaan pinjaman pemerintah berjumlah hampir US$5,3 milyardan meningkat menjadi US$7,5 milyar pada 2000/01. Sedangkan pelunasan hutang merosot dari US$6,1 milyar menjadi US$4,3 milyar.

2. Aliran modal swasta menunjukkan gambaran yang lebih suram


Pada 1996/97 aliran masuk neto modal swasta mencapai US$13,5 milyar dan terdiri dari lebih US$6,5 milyar aliran penanaman modal langsung dan hampir US$6,6 milyar aliran modal lainnya. Arah alirannya menjadi terbalik pada 2000/01, yaitu aliran modal neto mengalami defisit hampir US$10 milyar yang terbagi kepada defisit hampir US$4,6milyar dalam aliran penanaman modal langsung dan sebesar US$5,4 milyar dalam defisit alliran modal lainnya.

3. Perkembangan aliran modal yang diterangkan (i) dan (ii) menggambarkan pembalikan total terhadap trend aliran modal ke Indonesia


Pada 1996/97, aliran masuk neto US$12,7 milyar. Pada 2000/01 aliran neto modal telah mengalami defisit hampir US$6,8 milyar.

Selisih perhitungan


Nilai selisih perhitungan meningkat dari US$701 juta menjadi lebih dari US$3,8 milyar. Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tidak dicatat semakin meningkat. Nilainya yang positif berarti tahun 2000/01 aliran modal masuk ke Indonesia yang tidak dicatat semakin meningkat dan jumlahnya cukup besar.

Neraca keseluruhan


Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang dicatatdi ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal, danselisih perhitungan.

Data neraca pembayaran tahun 2000/01 menunjukkan : walaupun neraca keseluruhan dalam keadaan surplus, akan tetapi kedudukannya kurang kukuh. Apabila perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat kembali, impor akan mengalami kenaikanyang pesat.

Begitu juga ekspor-impor jasa neto defisitnya akan semakin meningkat. Pengaliran modal pemerintah belum tentu dapat dikurangi. Apabila hal-hal yang dinyatakan ini berlaku, kedudukan neraca pembayaran yang kukuh hanya mungkin berlaku apabila neraca perdagangan dan aliran modal swasta semakin bertambah kukuh. Menciptakan hal tersebut merupakan tanggung jawab kita bersama : pemerintah, administrasi pemerintah, pengusaha dan juga masyarakat pada umumnya.

Perekonomian Terbuka: Pengertian, Jenis, Rumus Pengeluaran Agregat, Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka

Perekonomian Terbuka

Pengertian Perekonomian Terbuka


Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan Negara-negara lain di dunia ini, karena kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam kegiatan setiap perekonomian.

Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran aliran pendapatan dan pengeluaran diperhatikan maka akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian tiga sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan ekspor dan impor.

Arti Ekspor


Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sector perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.

Arti Impor


Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar negeri ke dalam negeri atau ke dalam suatu perekonomian.Aliran barang ininakan menimbulkan aliran keluar dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga ke sector perusahaan. Aliran keluar ini yang akan menyebabkan menurunya pendapatan nasional.


Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor mempengaruhi kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang berlaku.Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector rumah tangga. Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan lainnya.

Jenis Pengeluaran Agregat Perekonomian Terbuka


Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis pengeluaran, yaitu :

  1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga k eats barang barang yang dihasilkan didalam negeri. (Cdn)
  2. Investasi perusahaan untuk menambah kapasitas sector perusahaan menghasilkan barang dan jasa. (I) 
  3. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G)
  4. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan didalam negeri. (X)
  5. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)

Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).

Rumus Pengeluaran Agregat


Pengeluaran agregat ini tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus

AE = Cdn + I + G + X + M

Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor

Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila barang tersebut diperlukan Negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri.

Ada faktor terpenting yang menentukan ekspor suatu Negara yaitu kemampuan dari Negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri, baik dalam mutu, harga barang yang diekspor paling tidak sedikit sama baiknya dengan yang diperjual-belikan dalam pasaran luar negeri, serta cita rasa masyarakat luar negeri terhadap barang yang diekspor.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kemerosotan pada ekspor, yaitu bias terjadinya perubahan cita rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan bersaing di pasar luar negeri serta terjadi permasalahan ekonomi yang sedang dialami diluar negeri.

Faktor-faktor yang Menentukan Impor

Impor suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan, semakin .banyak impor yang akan dilakukan.

Inflasi juga dapat menyebabkan secara keseluruhan barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal.Serta kemampuan suatu Negara menghasilkan barang yang lebih baik mutunya merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan impor terhadap tingkat pendapatan nasional.

Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka


Syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka :

  1. Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan.
  2. Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan perubahan keseimbangan tersebut.

Keseimbangan pendapatan Nasional



Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai apa keadaan dimana :

1. Penawaran agregat sama dengan pengerluaran agregat


Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam negeri terdiri dari dua golongan barang, yaitu :

a. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)

b. Yang di impor dari luar negeri. (M)

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M), dalam rumus :

AS = Y + M

Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa pengeluaran agregat (AE( meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X), dan pengeluaran k eats impor (M), dalam rumus :

AE = Cdn + I + G + X + M

Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri (C) dan pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut :

C = Cdn + M atau AE = C + I + G + X

Dalam setiap perekonomian keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila penawaran agregat (AE). Dengan demikian, dlam perekonomian terbuka keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila :

Y + M = C + I + G + X atau Y = C + I + G + ( X – M )

2. Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka


Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :

I + G + X = S + T + M

Untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka diperlukan pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapata nasional (Y) yang telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional yang mengalir ke sector rumah tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu.Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan disposebel (Yd).maka dengan rumus :

Yd = Y – Pajak perusahaan – Pajak Individu Atau Yd = Y – T

Pendapatan disposebel tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan :

a. Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor, dengan rumus :

C = Cdn + M

b. Untuk di tabung (S)

Maka dari pernyataan tersebut, yaitu Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y – T, maka dalam ekonomi terbuka berlaku persamaan :

Y – Y = C + S atau Y = C + S + T

Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan barang impor.

Mengenai keseimbangan mengikut pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat menunjukan bahwa keseimbangan di capai apabila :

Y = C + I + G + ( X – M )

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan :

C + I + G + ( X – M ) = C + S + T

Atau

I + G + X = S + T + M

Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka


Ada pernyataan mengenai keseimbangan pendapat nasional dalam perekonomian terbuka, yaitu apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga sector, keseimbangan pendapat nasional akan dicapai pada keadaan Y = C + I + G. Dan apabila perekonomian ini berubah menjadi ekonomi terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran agregat.

Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah semakin banyak Ekspor Neto, yaitu sebanyak ( X – M ). Nilai Ekspor Neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk perekonomian tertutup ( AE = C + I + G ). Dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekomoni empat sector, yaitu AE = C + I + G + ( X – M ).

Akibat dari perubahan keseimbangan pendapatan nasional ini menyebabkan pendapatan nasional meningkat (pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup) menjadi pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka. Dan bahwa fungsi AE = C + I + G + ( X – M ) tidak sejajar dengan AE = C + I + G dan dengan konsumsi (C). Keadaan demikian berlaku karena impor (M) nilainya sebanding dengan pendapatan nasional, maka fungsi dari AE = C + I + G + ( X – M ) lebih landai.

Misalkan keseimbangan pendapatan nasional menurut pendekatan bocoran yaitu, jika apabila ekonomi terdiri dari tiga sector maka perubahan dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian terbuka, menyebabkan :

a. Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. perubahan sejajar karena ekspor adalah pengeluaran otonomi.

b. Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T dan semakin menjauhi S + T karena M adalah pengeluaran terpengaruh (sebanding dengan pendapatan nasional).

Perubahan-Perubahan Keseimbangan


Perubahan yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga,perubahan komponen-komponen suntikan (I, G, dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran (S,T, atau M) akan menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan pendapatan nasional.

Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses multiplier sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku.

Dalam ekonomi empat sector nilai multiplier adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga sector.sebabnya adalaha karena dalam perekonomian terbuka misalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat ‘kebocoran’ (presentasi dari pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan proses multiplier selanjutnya) menjdi bertambah.

Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan akibat yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier akan menyebabkan pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan kebocoran.

Multiplier Dalam Perekonomian Terbuka


Secara definisi multiplier adalah rasio di antara pertambahan pengeluaran agregat. Walau bagaimanapun multiplier dalam perekonomian terbuka adalah lebih kecil daripada multiplier dalam perekonomian dua sektor dan tiga sektor oleh karena wujudnya satu bocoran baru dalam perekonomian, yaitu impor yang nilainya dipengaruhi oleh pendapatan nasional.

Multiplier dalam perekonomian terbuka diasumsikan:


C = a + bYd

I = I0

G = G0

T = tY

X = X0

M = mY

Berdasarkan asumsi diatas, pendapatan nasional pada keseimbangan adalah :

Y = C+I+G+(X-M)

Y = a+bYd+I0+G0+X0-mY

Y = a+b(Y-tY) +I0+G0+X0-mY

Y-b(1-t)Y+mY = a + I0 + G0 +X0

Y[1-b(1-t)+m] = a + I0 + G0 +X0

Y =

Misalkan ekspor meningkat sebesar ∆X. Maka Y =

Dari perhitungan tersebut dapat ditentukan efek pertambahan ekspor pada pendapatan nasional yaitu :

Y1 - Y =

∆Y = Y1 - Y =

Jadi, multiplier dalam perekonomian terbuka bagi sistem pajak proporsional adalah :


multiplier dalam perekonomian terbuka bagi sistem pajak tetap (t=0) adalah :




DAFTAR PUSTAKA


Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Pertumbuhan Ekonomi:Teori, Faktor, Solusi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi:Teori, Faktor, Solusi Pertumbuhan Ekonomi



Pada kesempatan kali ini kami akan menerangkan tentang pertumbuhan ekonomi, faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi, solusi mengatasi permasalahan pertumbuhan ekonomi di indonesia.

Teori Pertumbuhan Ekonomi


Berikut ini merupakan Teori dari pertumbuhan ekonomi yang perlu anda ketahui, yaitu sebagai berikut ini:

Teori Pertumbuhan Klasik


Menurut pandangan ekonomi klasik ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu jumlah penduduk, stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli ekonomi klasik menitikberatkan perhatiannya pada pertambahan jumlah penduduk.

Berdasarkan teori ekonomi klasik dikemukakan suatu teori bahwa ada keterkaitan antara pendapatan per kapita dengan jumlah penduduk. Apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marginal akan lbih tinggi daripada pendapatan per kapita. Penduduk yang terus bertambah akan menyebabkan suatu jumlah penduduk yang tertentu produksi marginal telah sama dengan pendapatan per kapita.

Teori Schumpeter


Teori schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha didalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukkan bahwa para pengusaha merupakan goongan yang akan terus melakukan inovasi dalam kegiatan ekonomi.

Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan suatu ekonomi maka makin terbatas kemampuan untuk melakukan inovasi. Maka perrtumbuhan ekonomi akan semakin lambat jalannya. Pada akhirnya mencapai titik “keadaan tidak berkembang”. Akan tetapi menurut schumpeter keadaan tidak berkembang tersebut dicapai pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Teori Harod-Domar

Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi teori Harod-Domar bertujuan menerangkan syarat yang harus dipenuhi agar pertumbuhan ekonomi dapat mencapai tingkat pertumbuha yang teguh dalam jangka panjang. Teori Harod –Domar menggunakan pemisalan barang dan modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan proporsional dengan pendapatan nasional, rasio modal produksi dalah tetap nilainya , dan perekonoian terdiri dari dua sektor.

Teori Neo-Klasik


Teori pertumbuhan neo-klasik melihat darisudut pandang penawaran. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi tergantung pada prkembangan faktor-faktor produksi. Yang disimpulkan bahwa faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan trnaga kerja akan tetapi adalah kemajuan teknologi dan pertumbuhan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.

Faktor-faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi


Lalu apakah faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi? dalam pertumbuhan ekonomi ada beberapa faktor yaitu sebagai berikut ini:

Tanah dan kekayaan alam lainnya


Kekayaan alam akan dapat mempermudah usaha utuk mengembangkan perekonomian suatu negara. Apabila suatu negara memiliki kekayaan alam yang melimpah maka berbagai hambatan akan teratasi dan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Namun meskipun demikian pertumbuhan ekonomi tidak tergantung dari kekayaan alam semata.

Jumlah penduduk dan mutu tenaga kerja


Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan menambah jumlah tenaga kerja jika disertai dengan pendidikan, keterampilan, latihan dan pengalaman maka dapat menambah produktivitas.

Barang-barang modal dan tingkat teknologi


Barang barang modal penting artinya dalam menambah efisiensi pertumbuhan ekoomi. Apabila barang barang modal saja yang bertambah sedangkan tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang dicapai akan lebih rendah.

Sistem sosial dan sikap masyarakat


Sistem sosial yang tradisional akan menghamabat masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi lebih cepat. Sedangkan sikap masyarakat juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sikaps seperti rajin menabung untuk investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Masalah pertubuhan ekonomi di Indonesia.

Pemerintah masih optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai dengan tujuan APBN 2015. Sebagaimana tertulis dalam Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2015. Optimisme pemerintah tersebut berbanding terbalik dengan beberapa lembaga yang telah melakukan koreksi.

International Monetary Fund (IMF) mengoreksi pertumbuhan global menjadi 3,8% dari 4,0% dan pertumbuhan emerging market menjadi 5,0% dari semula 5,2 persen pada bulan oktober 2014. Koreksi pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari masih belum menggembirakannya kinerja perekonomian di wilayah Eropa dan Jepang, meskipun perekonomian Amerika Serikat menunjukkan trend yang terus meningkat.

Pelemahan perekonomian Cina sebagai kekuatan ekonomi kedua dunia, kelesuan perekonomian dan embargo terhadap Rusia serta penurunan harga komoditas dunia di pasar internasional juga menjadi pemantik perlambatan ekonomi di tahun 2015. Perekonomian Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perlambatan ekonomi global tersebut.

Memperhatikan perkembangan ekonomi global tersebut, beberapa lembaga melakukan koreksi terhadap angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015.Prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 yang berada dibawah asumsi 5,8 persen dalam APBN 2015 tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Perlambatan pemulihan ekonomi global serta perlambatan ekonomi di Eropa, Jepang dan Cina merupakan faktor yang signifikan. Perlambatan-perlambatan tersebut pada akhirnya akan mendorong penurunan permintaan dunia secara aggregat sehingga berimplikasi terhadap kinerja ekspor Indonesia di tahun yang akan datang.

Untuk menjaga capaian target pertumbuhan ekonomi tidak terlalu jauh turun dari angka 5,8 persen, peran permintaan domestik serta kinerja ekonomi domestik harus mampu menjadi penopang perekonomian di tahun 2015. Kelonggaran fiskal yang diperoleh oleh pemerintah pasca pencabutan subsidi premium dan penetapan fixed subsidy solar harus mampu menjadi stimulus perekonomian domestik.

Kinerja ekonomi tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya.Perlambatan tersebut terlihat dari pertumbuhan hingga kuartal ketiga 2014 dibandingkan kuartal sebelumnya, baik sektoral maupun sisi penggunaan, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan hingga kuartal ketiga tahun 2013. Dari sisi sektoral, hanya sektor perdagangan yang mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2013. Untuk sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Tantangan terberat kinerja perekonomian Indonesia di sepanjang tahun 2014 sangat terasa pada kuartal pertama. Pada Q1- 2014, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 0,97 persen dibandingkan kuartal terakhir 2013, terendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Pada Q1-2014, sektor pertambangan dan galian, sektor manufaktur, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor konstruksi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami perlambatan (pertumbuhan negatif) dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Perlambatan paling besar adalah sektor konstruksi sebesar -5,18 persen dan sektor pertambangan dan galian sebesar -3,4 persen. Dari sisi penggunaan, pada kuartal pertama tahun 2014 kinerja investasi, ekspor dan impor juga mengalami perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Kinerja investasi melambat negatif 5,6 persen, ekspor -11,14 persen dan impor -12,99 persen. Kinerja konsumsi rumah tangga yang terus menunjukkan pertumbuhan positif dari kuartal ke kuartal merupakan faktor yang memberikan keseimbangan sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014 tidak begitu jauh turun drastis. Jika di lihat dari kontribusi sektoral tradeable dan non tradeable, sepanjang tahun 2014 produk domestic bruto (PDB) Indonesia masih didominasi oleh sector non tradable sebesar 55%. Tidak jauh berbeda dengan proporsi selama kurun waktu lima tahun terakhir. Kondisi yang seperti ini menandakan hingga tahun 2014 pertumbuhan ekonomi masih kurang berkualitas.

Selain itu pada tahun 2015 Kinerja perekonomian nasional pada kuartal I dan II 2015 kurang menggembirakan. Sejumlah indikator, seperti laju pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), serta ekspor-impor seolah memberi sinyal lampu kuning bagi perekonomian nasional. Masalah utamanya ekonomi dunia ini melemah, yang tentu artinya mengurangi impor, sehingga ekspor menurun. Menurun jumlahnya dan yang lebih berbahaya lagi menurun harganya.

Akibatnya pendapatan masyarakat, pendapatan negara, pajak dan sebagainya jauh menurun. Ini membuat daya beli masyarakat di banyak tempat menurun. Orang membeli motor, membeli kebutuhan lainnya, atau membeli makanan, menurun. Itu yang dimaksud efek spiral, sehingga terjadilah kondisi itu.

Kalau dalam faktor internal semester I ini karena masalah-masalah birokrasi yang tidak tuntas. Kemudian faktor internal lainnya itu adalah ketakutan para pejabat untuk mengisi anggaran, melaksanakan proyek. Takut mengambil kebijakan, takut dikriminalkan, dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, polisi dan lainnya. Ini di benahi sekarang supaya ada keberanian.

Pertumbuhan global yang lemah pada tahun 2015 telah berdampak pada Indonesia, dengan pertumbuhan hanya sebesar 4,8% tahun lalu. Pertumbuhan Indonesia pada tahun 2015 cukup baik untuk negara pengekspor komoditas, tetapi belum cukup untuk menyerap sekitar 3 juta anak muda yang baru masuk dalam pasar tenaga kerja, juga tidak cukup untuk membalik tren pengentasan kemiskinan yang melambat.

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan PDB sebesar 5,1% untuk tahun 2016, dan 5,3% untuk tahun 2017. Proyeksi ini lebih rendah 0,2% dari proyeksi bulan Desember, akibat kondisi eksternal yang lebih lemah dari perkiraan awal, serta kemungkinan pertumbuhan pendapatan rendah yang bisa menjadi hambatan bagi rencana pemerintah untuk meningkatkan belanja. Berkurangnya subsidi bahan bakar minyak, yang setara 20% belanja pemerintah pusat pada tahun 2014, menciptakan ruang fiskal untuk melakukan investasi publik yang besar – investasi pemerintah pusat naik 42% tahun-ke-tahun pada tahun 2015 – untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Namun, pendapatan akan lebih rendah dari sasaran APBN 2016, akibat harga minyak dan gas yang lebih rendah dari perkiraan. Menjaga belanja modal akan memerlukan defisit fiskal di atas 2,8% dari PDB dan memangkas pengeluaran yang bukan prioritas.

Solusi mengatasi permasalahan ekonomi di Indonesia


Dari pembahasan yang telah disampaikan diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih jauh dari kata sempurna untuk itu perlu solusi yang tepat agar ekonomi di Indonesia dapat membaik. Maka dari itu peran dari pemerintah sangatlah penting untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut.

Langkah yang dilakukan tentu mempercepat penyerapan anggaran untuk mempercepat pembangunan, pemerintah juga akan memotong sejumlah birokrasi yang dinilai memperlambat. Seperti misalnya peraturan menteri atau peraturan apapun yang menghambat, yang memperpanjang aturan birokrasi. Selain itu Untuk mempercepat pertumbuhan, Indonesia harus mengandalkan perluasan ruang fiskal dalam jangka pendek, sambil memperkenalkan reformasi untuk memfasilitasi investasi dan mengurangi biaya berusaha untuk jangka menengah.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.worldbank.org/in/news/feature/2016/03/15/indonesia-economic-quarterly-march-2016

http://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/apbn__Pertumbuhan_Ekonomi_Indonesia_Tahun_2015_Dan_Kinerja_Tahun_201420150129111043.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi

http://ekbis.sindonews.com/read/1034051/33/menjawab-tantangan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-1439859769

Sadono sukirno, 2013 edisi ketiga, makroekonomi teori pengantar, Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA


Cukup seikian artikel dari kami mengenai pertumbuhan ekonomi, faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi, solusi mengatasi permasalahan pertumbuhan ekonomi di indonesia. Semoga dapat memberikan informasi kepada pengunjung sekalian.